Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Klaster Penyebaran COVID-19 di Tulungagung Dinyatakan Selesai

Ilustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Tulungagung, IDN Times - Empat klaster penyebaran COVID-19 di Kabupaten Tulungagung telah dinyatakan selesai oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat. Pasien dari keempat klaster ini sudah sembuh semua.

Meskipun begitu, masih terdapat enam klaster lain yang proses kesembuhan pasiennya belum 100 persen. Hingga saat ini persentase kesembuhan pasien positif COVID-19 di Tulungagung mencapai 82 persen.

1. Total pasien dari 4 klaster berjumlah 38 orang

(Liputan6/Pixabay)

Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung Galih Nusantoro menjelaskan, empat klaster yang dinyatakan telah selesai ini adalah klaster umrah dengan 3 kasus, klaster asrama haji Surabaya dengan 5 kasus, klaster Jabalsari sebanyak 11 kasus, dan klaster pabrik rokok S dengan 19 kasus.

"Total jumlah pasien dari keempat klaster ini sebanyak 38 orang dan semuanya sudah sembuh," ujarnya, Rabu (1/7).

2. Masih terdapat 6 klaster lain

Ilustrasi virus corona (pixabay.com)

Terdapat 10 klaster di Tulungagung selama pandemik corona ini berlangsung. Enam klaster yang tingkat kesembuhan pasiennya belum 100 persen adalah klaster tenaga kesehatan 1, klaster pabrik rokok A, klaster Bungur, klaster tenaga kesehatan B , klaster tenaga kesehatan J, dan klaster karyawan perbankan.

"Pasien yang berasal dari enam klaster lain ini sebenarnya sudah banyak yang sembuh, tapi belum 100 persen dan masih menjalani karantina," imbuhnya.

3. Tingkat kesembuhan meningkat, masyarakat diimbau tetap patuh

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, angka kesembuhan pasien positif terus mengalami penambahan. Terdapat 193 pasien yang sudah dinyatakan sembuh. Persentase kesembuhan meningkat menjadi 82 persen. Meskipun begitu, Galih mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu larut dalam euforia.

Mereka diminta tetap menjalankan protokol kesehatan yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah penambahan pasien positif.

"Physical distancing dan protokol kesehatan tetap harus dilakukan, jangan sampai abai atau lengah," imbaunya.

Share
Topics
Editorial Team
Dida Tenola
EditorDida Tenola
Follow Us