Tri Rismaharini - Gus Hans saat di KPU Jatim (IDN Times/Ardiansyah Fajar)
Sosol Tri Rismaharini tiba-tiba hadir menantang petahana Khofifah. Perempuan yang akrab disapa Risma ini, adalah sosok yang dikenal karena kedekatannya dengan rakyat dan gaya kepemimpinan yang selalu turun langsung ke lapangan. Gaya bicaranya ceplas-ceplos tanpa tedeng aling-aling.
Lahir di Kediri pada 20 November 1961, Risma memiliki pengalaman yang panjang di birokrasi, mulai dari sebagai PNS biasa sampai menjadi Kepala Dinas Pertamanan, Bappeko dan hingga melenggang jadi Wali Kota Surabaya, bahkan menjabat selama dua periode dari 2010 hingga 2020.
Selama masa kepemimpinannya, Risma berhasil mengubah wajah Kota Surabaya menjadi kota yang lebih hijau, asri, dan tertata dengan baik. Taman-taman kota yang dibangunnya, seperti Taman Bungkul dan taman-taman lainnya, menjadi contoh nyata keberhasilan kepemimpinannya.
Selain wajah kota, Risma juga berhasil mengubah pola pikir birokrasi dalam melayani masyarakat. Mulai dari pelayanan kesehatan, pendidikan, dan administrasi kependudukan. Risma juga mampu menancapkan pondasi, bahwa 'Orang Surabaya Harus Jadi Tuan dan Nyonya di Kotanya Sendiri'.
Sukses dua periode jadi Wali Kota Surabaya, Risma lantas ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menteri Sosial di kabinet Indonesia Maju jilid II pada tahun 2020 sampai 2024. Kepemimpinannya di berbagai posisi membuatnya mendapatkan pengakuan baik di dalam maupun luar negeri, termasuk sebagai salah satu kepala daerah perempuan yang masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia.
Selama kepemimpinan Tri Rismaharini, Surabaya mencatatkan prestasi sebagai kota terbaik di Asia Pasifik pada tahun 2012 dan meraih penghargaan Future Government Award 2013 untuk kategori data center dan inklusi digital. Dia juga terpilih menjadi Presiden UCLG Aspac.