Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Istimewa
Tiga pendaki pingsan saat melakukan pendakian tektok di Gunung Lawu via Cemoro Sewu Magetan. IDN Times/Istimewa.

Intinya sih...

  • Pendaki wajib bawa nasi bungkus untuk menghindari kehabisan tenaga.

  • Kartu identitas pendaki akan ditahan hingga turun sesuai batas waktu.

  • 500 pendaki tektok tiap hari, petugas kewalahan dan perlu diseragamkan aturannya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Magetan, IDN Times – Kejadian tiga pendaki pingsan saat melakukan pendakian tektok di Gunung Lawu via Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan Jawa Timur pada Sabtu (4/10/2025), menjadi alarm keras bagi para pecinta alam. Fenomena tektok mendaki dan turun dalam sehari yang kini jadi tren di kalangan pendaki muda, ternyata menyimpan risiko besar jika dilakukan tanpa persiapan matang.

Peristiwa tersebut membuat Perhutani BKPH Lawu Selatan dan pengelola jalur Cemoro Sewu langsung melakukan evaluasi besar-besaran terhadap regulasi pendakian tektok.

1. Pendaki wajib bawa nasi bungkus

Tiga pendaki pingsan saat melakukan pendakian tektok di Gunung Lawu via Cemoro Sewu Magetan. IDN Times/Istimewa.

Asisten Perhutani (Asper) BKPH Lawu Selatan, Mulyadi, menegaskan bahwa mulai pekan ini, setiap pendaki tektok wajib membawa bekal nasi bungkus, terutama pada hari-hari biasa ketika warung di puncak tutup.

“Untuk weekend masih ada toleransi, bisa membawa makanan ringan dan air. Tapi untuk hari biasa, kami cek satu per satu. Kalau tidak bawa nasi bungkus, tidak boleh naik,” tegas Mulyadi, Selasa (7/10/2025).

Menurutnya, aturan ini penting karena banyak pendaki kehabisan tenaga akibat tidak makan selama perjalanan panjang. “Mereka bukan hipotermia, tapi lapar-termia. Energi habis karena tidak makan di puncak,” tambahnya.

2. Kartu identitas pendaki akan ditahan

Tiga pendaki pingsan saat melakukan pendakian tektok di Gunung Lawu via Cemoro Sewu Magetan. IDN Times/Istimewa.

Tak hanya soal bekal, pengelola juga akan menahan kartu identitas (KTP atau SIM) pendaki hingga mereka turun dengan lengkap sesuai batas waktu. “Registrasi dibuka pukul 01.00–09.00 WIB dan pendaki wajib turun maksimal pukul 21.00 WIB. Kalau lewat, identitas tidak bisa diambil dan kami arahkan untuk istirahat di base camp atau musala,” jelasnya.

Aturan ini diterapkan untuk memastikan tidak ada pendaki yang hilang kontak atau nekat mendaki hingga larut malam.

3. Sebanyak 500 pendaki tektok tiap hari, petugas kewalahan

Tiga pendaki pingsan saat melakukan pendakian tektok di Gunung Lawu via Cemoro Sewu Magetan. IDN Times/Istimewa.

Fenomena tektok kini makin menjamur. Dalam sehari, hampir 500 orang mendaki Gunung Lawu via Cemoro Sewu dengan sistem tektok. Banyak di antaranya adalah pendaki pemula yang belum paham kondisi medan dan cuaca gunung.

“Petugas sempat kewalahan. Lebih parah, tiga pendaki yang pingsan kemarin ternyata ditinggal rombongan masing-masing,” ungkap Mulyadi. Diketahui, ketiganya berasal dari Jogjakarta dan Boyolali.

Perhutani juga berencana berkoordinasi dengan seluruh pengelola jalur pendakian Gunung Lawu, seperti Cemoro Kandang, Candi Cetho, hingga Singolangu, untuk menyamakan regulasi pendakian tektok.

“Evakuasi pendaki itu butuh tenaga dan biaya. Jangan sampai hanya karena lapar, kami harus melakukan penyelamatan,” ujarnya.

4. Catatan penting buat kamu yang mau tektok ke Lawu

Tiga pendaki pingsan saat melakukan pendakian tektok di Gunung Lawu via Cemoro Sewu Magetan. IDN Times/Istimewa.

Tren mendaki cepat memang seru, tapi bukan berarti bisa asal nekat. Gunung Lawu punya cuaca ekstrem dan jalur panjang yang menguras energi. Pastikan kamu:

Bawa makanan berat dan air cukup.

Siapkan fisik dan pakaian hangat.

Jangan mendaki sendirian.

Patuhi aturan dan batas waktu dari pengelola.

Pendakian bukan soal siapa yang paling cepat sampai puncak, tapi siapa yang bisa pulang dengan selamat.

Editorial Team