Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota Surabaya menargetkan tahun 2023 tak lagi ada siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya yang masuk siang. Alasannya, masuk sekolah siang akan mempengaruhi psikologis anak.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, ada puluhan sekolah yang saat ini masih menerapkan shift dua dan shift tiga. Hal ini karena, jumlah siswa lebih banyak dari ruang kelas.
"Maka Saya pastikan tahun 2023 harus selesai semua tidak ada yang masuk shift dua dan tiga," kata Eri, Sabtu (19/11/2022).
Masuk sekolah berdasarkan shift tersebut akan mempengaruhi anak dalam pembentukan karakter. Jika masuk pagi, anak-anak akan datang penuh semangat dan segar.
"Siang dia harus ngapain, malam PR karakter. Tapi kalau siang dia berubah semangatnya," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh Mengatakan, masuk siang akan mempengaruhi psikologis anak. Psikologis anak yang masuk pagi hari tentu berbeda dengan siang hari.
"Secara psikologis, kalau sore itu kan lain dengan pagi," katanya.
Jika semua siswa bisa masuk sekolah pagi hari, maka mereka akan bisa berinteraksi dengan semua anak di sekolah. Sehingga, kegiatan pembelajaran juga akan lebih baik.
"Anak mau belajar Kebinakean, gotong-royong itu kan lebih bagus pagi," pungkasnya.