2 Orang Meninggal Akibat Bus Sugeng Rahayu Masuk Sungai di Ngawi

Ngawi, IDN Times – Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa terjadi di jalur Ngawi – Sragen, Rabu (3/4) dini hari. Dua penumpang bus Sugeng Rahayu berpelat nomor W 7094 UZ mengembuskan nafas terakhir setelah peristiwa di KM 14-15 wilayah Dusun Sidowayah, Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi itu.
Korban meninggal adalah Lilik Larmining (51), warga Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Ia diketahui mengembuskan nafas terakhir di tempat kejadian perkara. Sedangkan, Nasrudin (25) warga Desa Wirogomo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam At-Tin, Ngawi.
1.Kerugian material sekitar Rp20 juta

Kasat Lantas Polres Ngawi AKP Yanto Mulyanto, mengatakan selain korban meninggal sebanyak 14 orang terdiri dari penumpang, dan tiga kru bus antar kota antar provinsi itu mengalami luka-luka. Seluruhnya dibawa ke Rumah Sakit Islam At-Tin Husada, Ngawi. Ini setelah berhasil dievakuasi dari dalam bus yang terjun bebas ke sungai di tepi jalan nasional atau lokasi kejadian.
“Akibat kecelakaan lain adalah kerusakan bus yang diperkirakan nilai kerugiannya mencapai Rp20 juta,” kata Mulyanto saat dihubungi IDN Times, Rabu siang.
2.Melaju dengan kecepatan tinggi

Kecelakaan yang mengakibatkan dua orang meninggal dan belasan luka-luka itu, menurut dia, terjadi sekitar pukul 02.00. Sebelumnya, bus Sugeng Rahayu yang dikemudikan Purwanto (50), warga Kelurahan Manisrejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun itu melaju dari arah timur (Ngawi) menuju barat (Sragen) dengan kecepatan tinggi.
Tiba tikungan jalan atau lokasi kejadian, kendaraan angkut massal itu menabarak pembatas jembatan Sidowayah IV. Bus pun terpelanting hingga akhirnya terjun bebas ke sungai dengan kedalaman enam meter di samping jalur nasional tersebut. Posisi kendaraan yang berangkat dari Surabaya menuju Yogyakarta itu terbalik.
3.Sopir diduga mengantuk

Dari keterangan sejumlah saksi, Mulyanto, menjelaskan kecelakaan tunggal itu terjadi karena kelengahan sopir. Purwanto diduga tidak mampu menguasai kemudi ketika melaju dengan kecepatan tinggi pada malam hari. Hingga akhirnya bus mengalami selip ban, menabrak pembatas jembatan dan terjun bebas ke sungai.
“Kami menduga sopirnya busnya mengantuk,’’ kata Kasat Lantas sembari menyatakan bahwa sopir bus Sugeng Rahayu yang kecelakaan itu mengalami nyeri pada paha kanan, dada, dan pusing.
4.Evakuasi badan bus berlangsung selama 90 menit

Rasa sakit maupun luka yang dialami para korban selamat diketahui setelah proses evakuasi berhasil dilakukan. Kemudian, mereka dibawa ke Rumah Sakit At-Tin Husada untuk mendapatkan perawatan medis.
Sedangkan di lokasi kecelakaan, proses evakuasi dijalankan dengan menurjunkan mobil derek. Arus lalu lintas sempat terkendala hingga 1,5 jam ketika proses pengangkatan bus dari sungai ke jalan raya dengan kendalaman sekitar enam meter.