Surabaya, IDN Times - Dua orang anak berinisial A (4) dan B (7) yang merupakan korban kekerasan oleh ayahnya sendiri kini mendapat pendampingan oleh psikolog. A dan B yang juga merawat ayahnya ini tengah proses pemulihan psikologis.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Ida Widyawati memastikan A dan B berada di tempat aman. Keduanya kini berada di sebuah panti asuhan bersama kakak pertama yakni BE (17).
"(A dan B) di panti gabung sama kakaknya. Kan mereka bertiga bersaudara. Gabung dengan kakaknya di panti yang memang layak untuk untuk bisa merawat," ungkapnya.
Ida juga terus melakukan pemantauan terhadap A dan B. Keduanya telah mendapat pendampingan psikologis oleh psikolog. Sebab, diduga selama tinggal bersama sang ayah, mereka mengalami trauma karena dianiaya.
"Kita dampingi juga dengan psikolog untuk mengembalikan traumanya pasti ada trauma itu,"
Selain itu, mereka juga telah sekolah. A sekolah PAUD, B masuk SD dan BE kejar paket.
"Iya. Itu sekolah semuanya, tiga-tiganya sekolah. Jadi yang yang kakaknya itu 18 tahun itu kejar paket, kemudian yang 7 tahun SD dan 4 tahun PAUD," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, A (4) dan B (7) terpaksa harus merawat ayahnya yang sakit lumpuh di kedua kaki. Tetapi, dibalik itu A dan B justru mendapat kekerasan dari sang ayah, BS.
Camat Tenggilis, Surabaya, Wawan Windarto mengatakan A dan B telah merawat ayahnya sejak satu tahun terakhir. Mereka berdua bahkan tidak sekolah karena merawat ayahnya.
Selama ini BS tidak berkenan anak-anaknya diasuh pihak lain, kekeuh tetap merawat. Pemkot Surabaya bahkan sering kali memberi akses bantuan kepada BS dan anak-anaknya.
"Anaknya yang pertama (BE) itu juga sudah sempat kita akseskan untuk dapat apa ya KTP-nya kemarin, kemudian juga nanti kita kejar paket kan karena sudah usia 17 gitu kan. Jadi itu. Jadi enggak benar kalau memang itu ya yang dimaksud bantuan itu apa," ungkapnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah mengevakuasi A dan B dari rumah yang berada di Kutisari Selatan pada Kamis (11/9/2025). Sehingga mereka bisa mendapatkan perawatan dan kembali ke sekolah.
"Target kita ini kan untuk menyelamatkan anaknya supaya bisa mendapatkan pengasuhan yang sebaik-baiknya termasuk juga hak sekolah kan gitu ya," ujarnya.
Sementara sang ayah, dievakuasi ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya. Sebab diketahui BS selain lumpuh juga mengalami gangguan kejiwaan.