Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
upload_1d16a5b859d33c9acab4951b3a512fea_08e64f4e-51fe-4bda-9e2e-3630bf5c4755.jpeg
EWS atau alat peringatan dini Gunung Semeru. (Dok. BNPB)

Intinya sih...

  • BPBD Kabupaten Lumajang mengonfirmasi 2 EWS rusak akibat erupsi Semeru

  • 8 kamera CCTV dan pemancar radio juga rusak, mempersulit pemantauan

  • Pengajuan penggantian alat EWS, CCTV, dan pemancar radio telah dilakukan kepada Bupati Lumajang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lumajang, IDN Times - Erupsi Gunung Semeru pada Rabu (19/11/2025) lalu tidak hanya menyebabkan kerusakan pada ratusan rumah, tapi juga menyebabkan kerusakan pada Early Warning System (EWS) atau alarm peringatkan dini bencana Gunung Semeru. Padahal alat ini yang berhasil memperingatkan warga terhadap erupsi Gunung Semeru sehingga tidak ada korban jiwa.

1. BPBD Kabupaten Lumajang benarkan ada 2 EWS yang rusak

EWS atau alat peringatan dini Gunung Semeru. (Dok. BNPB)

Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang, Isnugroho membenarkan jika ada 2 alat EWS yang dilaporkan rusak karena awan panas dan lahar dingin Gunung Semeru. Kedua alatyang rusak ada di Desa Supiturang dan Desa Sumverurip. "Benar ada 2 yang rusak, sehingga saat ini tidak berfungsi lagi. Padahal alat itu yang kemarin berhasil memberikan peringatan dini, sehingga tidak ada korban jiwa," terangnya saat dikonfirmasi pada Senin (1/12/2025).

Isnugroho menjelaskan cara kerja alat EWS ini adalah dengan mengeluarkan sirine saat Gunung Semeru mulai mengalami erupsi. Warga yang mendengar suara sirine ini akan langsung melakukan evakuasi ke tempat yang kebih aman.

2. BPBD Kabupaten Lumajang juga mengungkapkan ada 8 kamera CCTV yang rusak

ilustrasi CCTV (pexels.com/RDNE Stock project)

Tidak hanya alat EWS yang mengalami kerusakan, Isnugroho juga mengungkapkan ada 8 kamera pemantau Gunung Semeru milik BPBD Kabupaten Lumajang yang rusak. Alat penunjang komunikasi berupa pemancar radio atau Remote Processing Unit (RPU) juga rusak akibat lahar dingin.

"Karena kerusakan ini semua, tentu kita harus melaporkan kondisi Gunung Semeru secara manual lewat handphone. Tentu ini cukup mengkhawatirkan kalau ada erupsi susulan," jelasnya.

3. BPBD Kabupaten Lumajang telah mengajukan penggantian ke Bupati Lumajang

Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Lebih lanjut, Isnugroho membeberkan jika pihaknya telah mengajukan penggantian alat EWS, CCTV, dan pemancar radio baru kepada Bupati Lumajang. Menurutnya, alat-alat ini harus segera dipasang agar mereka bisa segera bersiaga jika terjadi erupsi susulan.

"Sudah diajukan ke Bupati (Lumajang), akan segera ditindaklanjuti. Tadi juga pihak BNPB sudah melakukan survei untuk pemasangan (EWS) di tempat yang lebih strategis," pungkasnya.

Editorial Team