Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

18 Desa di Kabupaten Malang Rawan Kekeringan

Ilustrasi kekeringan. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Malang, IDN Times - Musim kemarau ini ternyata membuat warga di 18 desa di Kabupaten Malang ketar-ketir. Desa-desa di sembilan kecamatan ini terancam kekeringan setelah hujan tak lagi turun sebulan terakhir. Hal ini dipaparkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang setelah melakukan kajian.

1. BPBD Kabupaten Malang mencatat jika 18 desa mulai mengalami kesulitan air

Penyaluran air bersih di sejumlah kecamatan di Kabupaten Malang. (Dok. Humas Polres Malang)

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan mengungkap jika kesulitan air sudah mulai melanda 18 desa di 9 kecamatan di Kabupaten Malang. Kesembilan kecamatan tersebut di antaranya Lawang, Singosari, Jabung, Pagak, Kalipare, Sumbermanjing Wetan, Sumberpucung, Gedangan, dan Donomulyo.

"Meskipun belum ada gejolak kekeringan, tapi 18 desa di 9 kecamatan ini perlu diwaspadai. Jadi kita perlu bersiaga apabila diperlukan dropping air bersih," terangnya saat dikonfirmasi pada Selasa (22/8/2023).

Sadono mengatakan jika track record 9 kecamatan ini juga sering mengalami kekeringan setiap memasuki musim kemarau. Bencana kekeringan terakhir kali terjadi di Kabupaten Malang pada 2019 lalu. "Kesembilan kecamatan ini mengalami kekeringan pada 2019 lalu. Jadi tahun ini juga memiliki potensi yang sama terjadi kekeringan," jelasnya.

2. BPBD memprediksi puncak kemarau diprediksi akan terjadi pada September dan Oktober 2023

Penyaluran air bersih di sejumlah kecamatan di Kabupaten Malang. (Dok. Humas Polres Malang)

Sadono mengatakan jika pihak BPBD Kabupaten Malang saat ini masih bersiaga atas bencana kekeringan. Pasalnya mereka memprediksi puncak kemarau akan terjadi pada bulan September dan Oktober 2023. "Kita sudah bersiaga jika ada beberapa wilayah yang membutuhkan air bersih. Kita akan mengirimkan mobil tanki untuk mengirimkan air bersih," tuturnya.

Mobil tanki ini kini juga sudah mulai beraktivitas mengirimkan air ke sejumlah desa di Kabupaten Malang. Terutama wilayah Malang Selatan yang mulai kesulitan mencari air.

3. Desa-desa di Kabupaten Malang mulai membuat aliansi untuk menanggulangi kesulitan air

Seorang warga tengah memantau air dari sumur bor. (IDN Times/Istimewa)

Sementara itu, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Pertama BPBD Kabupaten Malang, Isa Ansori mengatakan jika saat ini masyarakat mulai mengembangkan kelompok mandiri untuk mengantisipasi kekeringan di desanya. Mereka membentuk Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (Hippam) untuk menyediakan air bersih secara berkelompok.

"Belakangan memang musim kemarau berlangsung panjang. Jadi masyarakat mulai mengantisipasinya dengan membentuk Hippam," tandasnya.

Hippam ini mengelola sumber air yang berasal dari sumur bor. Kemudian air-air tersebut disalurkan pada warga yang membutuhkan air untuk beraktivitas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us