Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi gempa bumi. (IDN Times/Esti Suryani)
Ilustrasi gempa bumi. (IDN Times/Esti Suryani)

Intinya sih...

  • Gempa utama M6,0 di Sumenep diikuti 117 gempa susulan hingga pukul 12.00 WIB.

  • BMKG: Gempa susulan akibat aktivitas sesar aktif, warga diimbau waspada terhadap bangunan rusak.

  • Sejarah panjang gempa merusak di Sumenep mempertegas status wilayah ini sebagai kawasan rawan, masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan bencana.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sumenep, IDN Times - Setelah gempa utama bermagnitudo 6,0 mengguncang Sumenep, Selasa (30/9/2025) malam, wilayah ini terus diguncang rentetan gempa susulan. Hingga Rabu (1/10/2025) pukul 12.00 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat setidaknya 117 kali gempa susulan, dengan magnitudo terbesar M4,4 dan terkecil M1,9.

“Rentetan gempa susulan ini merupakan respons alamiah dari gempa utama yang terjadi akibat aktivitas sesar aktif di laut selatan Madura,” ujar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada IDN Times, Rabu (1/10/2025).

BMKG menekankan bahwa meski sebagian besar susulan berkekuatan kecil, potensi bahayanya tetap tinggi bagi bangunan yang sudah rusak akibat gempa utama. Karena itu, warga diimbau waspada dan menjauhi rumah yang mengalami keretakan parah.

“Warga diingatkan untuk waspada terhadap bangunan yang sudah mengalami retakan. Jangan berada di dalam rumah yang kondisinya sudah tidak layak,” kata Daryono.

Sejarah panjang gempa merusak di Sumenep – mulai dari tahun 1863, 1891, hingga 2018 – mempertegas status wilayah ini sebagai kawasan rawan. BMKG mengingatkan, masyarakat perlu terus meningkatkan kesiapsiagaan bencana, termasuk membangun rumah dengan standar tahan gempa.

Editorial Team