Presiden Jokowi Gratiskan Tol Suramadu, Ini Dampak Ekonominya

Surabaya, IDN Times- Presiden Republik Indonesia Joko "Jokowi" Widodo resmi membebaskan biaya tol Jembatan Suramadu pada Sabtu (27/10). Jokowi berharap, pembebasan akses yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Madura ini mampu mendongkrak potensi ekonomi masyarakat lokal.
"Kami putuskan untuk digratiskan dengan harapan ketimpangan kemiskinan yang angka-angkanya kami lihat jauh dengan daerah di Jawa Timur yang lain akan berkurang. Kami ingin sektor turis, properti, investasi, bisa betul-betul bergerak di Madura," kata Jokowi di Jembatan Tol Suramadu, Sabtu (27/10).
Pengamat ekonomi Enciety Business Consult, Kresnayana Yahya, memaparkan sejumlah dampak ekonomi dari pembebasan tarif tol Suramadu. Menurutnya, kebijakan tersebut memicu mobilitas masyarakat untuk lebih mengenal Madura.
"Saya kira bukan masalah uang Rp30 ribu untuk mobil ya, tapi ini memicu mobilitas manusia secara umum sehingga bisa memberikan nilai tambah," kata Kresnayana saat dihubungi IDN Times, Minggu (28/10).
Ia juga menerangkan dampak ekonomi lainnya, apa saja sih?
Baca Juga: Presiden Jokowi Gratiskan Tarif Tol Jembatan Suramadu
1. Mendorong orang supaya mengenal Madura lebih jauh
Berdasarkan pemaparan Kresnayana, selama ini Madura dikenal oleh masyarakat melalui penduduk lokal yang merantau ke luar daerah. Dengan pembebasan tarif tol, Kresnayana yakin masyarakat akan semakin tertarik datang ke Madura dan mengenal daerah tersebut lebih jauh.
"Untuk memperkenalkan Madura, harus dibantu dari luar, yaitu pembebasan tarif tol. Itu akan membuat Madura lebih terekspos, baik sebagai pasar atau pariwisata. Karena belum tereskpos, jadi kesannya tidak menarik untuk berinvestasi di Madura. Nah, orang harus tahu kalau Madura itu berbeda dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan daerah lainnya," beber dia.
Kesalahan umum yang terjadi di masyarakat adalah Sumenep, Bangkalan, Pamekasan, dan Sampang kerap dianggap sama. "Padahal penelitian antropologinya itu menunjukkan asal-usulnya mereka. Masyarakat tahunya itu disamakan saja sebagai Madura. Nah dengan pembebasan tol ini saya berharap Madura lebih dikenal," imbuhnya.
2. Mendorong diaspora Madura kembali ke daerahnya
Kemudian, menurut dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini, pembebasan jalan tol menjadi panggilan agar masyarakat Madura yang berdiaspora kembali ke kampung halamannya. Hal ini penting karena mereka sudah memiliki modal yang bagus selama bekerja di luar daerah.
Dia menjelaskan, "Dalam arti konstruktif, ini menjadi kesempatan bagi mereka yang berdiaspora untuk kembali ke Madura membangun kampungnya. Mereka itu sudah punya pikiran, kalau diminta membayangkan the future of Madura, sudah bisa mereka. Makanya ayolah kembali dan bersama-sama memikirkan bagaimana Madura ke depannya."
3. Meningkatkan potensi ekonomi daerah
Saat ini, potensi ekonomi Madura dari sektor perikanan cukup menjanjikan. Menurutnya, pembebasan biaya dapat memicu masyarakat untuk lebih meningkatkan potensi ekonomi daerah.
"Pembebasan tarif juga meningkatkan perhatian dan alokasi kepada masyarakat Madura untuk potensi ekonominya, mulai dari hasil olahan laut sampai kerajinan tangan. Makanya saya berharap empat daerah yang ada di Madura harus menentukan potensi daerah apa yang ingin dikedepankan. Ini nantinya akan membangun sumber daya manusianya juga," terangnya.
Selain itu, sektor pariwisata Madura menjadi potensi ekonomi yang juga diuntungkan oleh keputusan Jokowi. "Madura ini culture dan Islamnya penuh dengan nilai historis. Kalau itu dikelola dengan pariwisata, saya membayangkan Madura memiliki pusat keislaman dan kebudayaan. Mungkin berat awalnya, tapi dampaknya akan terasa nanti-nantinya," sambung dia.
4. Memberikan tantangan terhadap sektor pelayaran di Madura
Kresnayana tidak menapik bila sektor pelayaran akan terancam dengan pembebasan tarif Jembatan Tol Suramadu. Masyarakat akan cenderung memilih jalur darat yang lebih mudah dan cepat. Karenanya, ia menyarankan supaya sektor pelayaran memberikan alternatif baru dalam menggaet konsumen.
"Walau terganggu tetap masih ada yang menggunakan kapal, seperti anak muda yang memang mencari pengalaman. Supaya tidak kalah bersaing, harus ada nilai lebih. Misal di kapalnya ada video yang menjelaskan sejarah Madura. Itu bagus karena memperkuat nilai ekonomi, bukan sekedar nilai komoditi. Jadi memberikan sensasi yang hanya bisa didapat dengan naik kapal," tutup dia.
Baca Juga: Tarif Tol Suramadu Akan Digratiskan? Ini Penjelasan Gubernur