UB Beberkan Sulitnya Mencari Donor Tubuh untuk Pendidikan Kesehatan

Donor jenazah masih dianggap tabu di Indonesia

Malang, IDN Times - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya menerima donor jenazah dari seorang wanita bernama Hana Rosilawati (76), warga Jalan Janti Barat, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Hana diketahui sudah sejak lama mewasiatkan agar jenazahnya dipergunakan untuk kepentingan pendidikan kesehatan.

Kepala Laboratorium Anatomi FK UB, Nurul Hidayati mengungkap jika tidak mudah mendapatkan donor jenazah untuk kepentingan pendidikan. Oleh karena itu ia bersyukur UB menerima kedermawanan Hana.

1. Nurul menjelaskan jika donor jenazah masih tabu di Indonesia

UB Beberkan Sulitnya Mencari Donor Tubuh untuk Pendidikan KesehatanIlustrasi jenazah. (IDN Times/Mia Amalia)

Nurul menceritakan jika memang sulit menerima orang yang merelakan tubuhnya untuk dipergunakan sebagai sarana pendidikan di perkuliahan. Pasalnya, donor jenazah masih dianggap tabu oleh masyarakat Indonesia. Sedangkan mempelajari anatomi tubuh manusia dengan menggunakan gambar sangat berbeda dibandingkan dengan melakukan pengamatan langsung dengan tubuh asli.

"Biasanya donor di Indonesia belum umum, karena belum menjadi bagian dari kebiasaan atau tradisi atau bahkan belum menjadi bagian dari pola hidup. Artinya itu sifatnya hanya berdasarkan kesadaran masing-masing, mereka akan dinor kalau merasa ada manfaat, tapi kalau tidak merasa ada manfaat maka tidak akan donor," terangnya saat dikonfirmasi pada Kamis (12/10/2023).

Khusus untuk kasus Hana, Nurul menjelaskan jika UB memiliki kedekatan dengan Hana dan suaminya, Soesanto (77). Hal inilah yang membuat pasangan suami istri ini akan mendonorkan tubuhnya untuk kepentingan pendidikan. UB telah menerima tubuh Hana yang meninggal pada Kamis (5/10/2023) pukul 23.00 WIB, sementara Soesanto juga akan mendonorkan tubuhnya saat ia meninggal nanti.

"Kalau itu (donor jenazah) berangkatnya dari kesadaran individu. Maka itu bergantung pada keyakinan. Semacam perkembangan prinsip-prinsip hidup dan itu biasanya dari komunitasnya masing-masing. Kalau dari Ibu Hana dan Pak Soesanto itu memang ide dari keduanya sendiri," bebernya.

2. UB memiliki tantangan untuk mengawetkan jenazah Hana selama 5-10 tahun

UB Beberkan Sulitnya Mencari Donor Tubuh untuk Pendidikan KesehatanSosok Hana yang mendonorkan tubuhnya untuk pendidikan kesehatan. (IDN Times/istimewa)

Nurul menjelaskan jika FK UB dan Hana memiliki perjanjian jika tubuh Hana akan dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan kesehatan selama 5-10 tahun. Artinya UB memiliki tugas untuk mengawetkan tubuh ibu 2 anak ini agar tidak rusak selama menjalani objek pendidikan.

"Kita mengupayakan perawatan dengan metode dan perawatan-perawatam cairan yang kami miliki. Kita tentu juga akan berhadapan dengan tantangan suhu, kelembapan, dan penggunaan sendiri yang pasti berbeda ketika dikembalikan ke tempat reservasinya," ungkapnya.

Nurul mengatakan jika pengawetan tubuh manusia tidak mudah, pasalnya tubuh manusia akan mengalami pengurangan pengawetan jika keluar dari media pengawetan. Sehingga jenazah Hana harus diperlakukan dengan sangat berhati-hati.

"Selain itu, penyebab kematian juga akan memengaruhi kekuatan pengawetan jenazah. Sehingga berdasarkan itu maka tiap individu jenazah bisa berbeda kekuatan daya tahannya untuk bisa dipergunakan kembali," ujarnya.

Baca Juga: Warga Malang Sumbangkan Jenazahnya untuk Kepentingan Pendidikan di UB

3. Setelah selesai menjadi objek pendidikan kesehatan di UB, jenazah Hana akan dikembalikan ke keluarga untuk dimakamkan

UB Beberkan Sulitnya Mencari Donor Tubuh untuk Pendidikan KesehatanSosok Hana yang mendonorkan tubuhnya untuk pendidikan kesehatan. (IDN Times/istimewa)

Nurul menjelaskan jika sesuai perjanjian jika jenazah Hana akan dipergunakan selama 5-10 tahun. Setelah itu, jenazahnya akan dimakamkan sendiri oleh pihak FK UB. Mereka juga akan bekerjasama dengan dokter forensik dan mempertimbangkan kepercayaan Hana untuk menentukan lokasi pemakaman.

"Kalau misal sudah masuk kriteria bahwa jenazah tidak bisa dipergunakan kembali, maka akan dimakamkan. Tentu kami akan memakamkannya mengikuti background agama dan culture yang dipegang oleh jenazah," tandasnya.

Baca Juga: Erick Thohir Dapat Gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Brawijaya

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya