Tren Self Harm Mulai Merambah Pelajar Kabupaten Malang

Jangan ditiru, ges!

Malang, IDN Times - Warga Kabupaten Malang dihebohkan rengan kemunculan tren negatif di kalangan pelajar di Kabupaten Malang. Tren ini bernama Barcode Korea. Tren ini adalah dilakukan dengan melukai tangan sendiri hingga menyerupai barcode. Tren ini sebelumnya juga muncul di Magetan. Ratusan siswa di sana menyayat tangan mereka dengan berbagai alasan. 

1. Polisi benarkan jika pelajar Kabupaten Malang terpapar tren Barcode Korea

Tren Self Harm Mulai Merambah Pelajar Kabupaten MalangPixabay/moritz320

Kasihumas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik membenarkan bahwa pelajar di Kabupaten Malang mulai terpapar tren Barcode Korea. Menurutnya, fenomena ini bukanlah sekadar tren biasa, melainkan aksi yang melibatkan penggunaan benda tajam seperti cutter, silet, bahkan jarum suntik untuk membuat garis-garis seperti barcode di pergelangan tangan. Taufik menegaskan tindakan ini sangat berbahaya, karena dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental pelajar yang terlibat.

"Fenomena barcode ini dapat menjadi tanda bahwa anak-anak tersebut sedang mengalami masalah mental dan emosional. Sehingga mendorong mereka untuk melakukan tindakan menyakiti diri sendiri," terangnya saat dikonfirmasi pada Selasa (14/11/2023).

Taufik menjelaskan kalau aksi ini bukan hanya sekadar tren, tetapi juga berakar pada tekanan psikologis yang dialami pelajar. Tekanan tersebut seperti rasa takut, kecemasan, dan kesedihan. Kemudian tren ini menjadi semakin besar karena terpromosikan oleh TikTok.

Baca Juga: 5 Cara Menghentikan Self-Harm yang Membahayakan Dirimu 

2. Polres Malang akan melakukan sosialisasi terkait bahaya tren Barcode Korea

Tren Self Harm Mulai Merambah Pelajar Kabupaten Malanghttps://wallpapersafari.com/w/8SY6wN

Polres Malang sendiri berencana menggelar sosialisasi dan edukasi di berbagai sekolah di Kabupaten Malang. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah penyebaran fenomena Barcode Korea ini di kalangan pelajar. Oleh karena itu, semua pihak diharapkan dapat bersama-sama berperan dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan mental generasi muda.

"Fenomena seperti ini sangat mengkhawatirkan, terlebih jika tidak segera ditangani dengan serius. Karena bisa menjadi permasalahan kesehatan mental yang lebih besar di kalangan pelajar," tuturnya.

Polres Malang akan menghubungi sekolah-sekolah agar ikut menghimbau murid-muridnya tidak ikut-ikutan tren Bracode Korea. Pasalnya tren ini lebih banyak diikuti pelajar-pelajar usia SMP hingga SMA. Sehingga sekolah juga perlu memantau kondisi murid-muridnya yang mungkin memiliki tanda-tanda depresi.

3. Taufik meminta orangtua juga ikut mengawasi anak-anaknya

Tren Self Harm Mulai Merambah Pelajar Kabupaten MalangKasi Humas Polres Malang, IPTU Ahmad Taufik. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Tidak hanya pihak sekolah, Taufik juga meminta orang tua dan wali murid untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya di rumah. Pasalnya hanya orang tua yang mengenal lebih dekat perilaku putra/putrinya sendiri. Jika memang anaknya mengalami perubahan perilaku, diharapkan segera melakukan pendekatan dan menanyakan masalahnya.

"Tidak hanya memberikan pendidikan formal, namun para guru juga harus peka terhadap perubahan perilaku anak-anak mereka. Dengan kerjasama yang baik antara keluarga dan sekolah, kita dapat mencegah dampak negatif yang lebih lanjut dari tren berbahaya ini," tandasnya.

Taufik mengimbau masyarakat untuk bersama-sama melakukan langkah pencegahan dan intervensi guna melindungi kesejahteraan mental dan fisik anak-anak di sekolah. Sehingga fenomena Barcode Korea dapat diatasi dengan kerjasama semua pihak demi menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung pertumbuhan positif para generasi muda.

Baca Juga: Dinkes Ungkap 870 Siswa di Magetan Lakukan Self Harm

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya