Begini Skema Pengembalian Dana Korban Robot Trading ATG oleh Kejaksaan

Kejaksaan minta member ATG segera buat konsorsium

Malang, IDN Times - Tiga terdakwa Robot Trading Auto Trade Gold (ATG) telah divonis bersalah oleh majelis hakim dari Pengadilan Negeri (PN) Kota Malang. Mereka antara lain, Raymond Enovan dijatuhi hukuman penjara selama 4 tahun 6 bulan dan denda Rp1 miliar subsider kurungan 3 bulan, Candra Bayu Mahardika alias Bayu Walker dihukum dengan pidana penjara 8 tahun dan denda Rp6 miliar subsider kurungan selama 3 bulan, dan Dinar Wahyu Saptian Dyfrig alias Wahyu Kenzo dihukum penjara selama 10 tahun dan denda sebesar Rp10 miliar subsider kurungan selama 3 bulan.

Hakim juga memutus agar aset milik Wahyu Kenzo disita untuk dikembalikan pada para korban. Kini yang jadi pertanyaan adalah bagaimana cara mengembalikan ratusan miliar kerugian para member Robot Trading ATG.

1. Kejaksaan Negeri Kota Malang mendorong para korban untuk membuat konsorsium berbadan hukum

Begini Skema Pengembalian Dana Korban Robot Trading ATG oleh KejaksaanKepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Malang, Rudy Hartawan Manurung. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Malang, Rudy Hartawan Manurung mengatakan jika putusan hakim menyatakan jika barang bukti dan aset milik Wahyudi Kenzo disita untuk dikembalikan pada para korban Robot Trading ATG. Oleh karena itu, ia berharap para korban bersatu dalam satu konsorsium berbadan hukum. Sehingga mereka tidak direpotkan untuk membagi ke dalam orang per orang atau per kelompok.

"Kami kembalikan kepada mereka (member ATG), nanti konsorsium yang berbadan hukum urusannya pada pendistribusian kepada seluruh korban.

Jadi konsorsium itu membentuk konsepsi yang kemudian memilih pengurus dan ketua, kemudian mereka yang mendistribusikannya," terangnya saat dikonfirmasi pada Rabu (24/1/2024).

Selain itu, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dimungkinkan juga akan membantu dalam pembentukan konsorsium ini. Pasalnya mereka telah beberapa kali mempertemukan beberapa kelompok korban dengan Kejaksaan Negeri Kota Malang.

"Himbauan kami segeralah bersatu dalam satu konsorsium yang berbadan hukum. Tujuannya agar (dana member ATG) segera dapat didistribusikan," tegasnya.

Namun, ia mengingatkan jika putusan hakim pada Rabu (17/1/2024) belum memiliki kekuatan hukum tetap. Pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan terdakwa bersama penasihat hukum diberikan waktu 7 hari untuk pikir-pikir. Jika pihak terdakwa memutuskan untuk melakukan banding, maka persidangan akan bergulir kembali. Dan pengembalian dana member ATG akan tertunda kembali.

2. Kajari mengatakan jika kerugian yang harus dikembalikan Wahyu Kenzo sekitar Rp400 miliar

Begini Skema Pengembalian Dana Korban Robot Trading ATG oleh KejaksaanKepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Malang, Rudy Hartawan Manurung. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Rudy membeberkan jika Kejaksaan Negeri Kota Malang telah menyita aset-aset bergerak dan tidak bergerak milik Wahyu Kenzo. Aset-aset ini terdiri dari 23 rumah dan 12 kendaraan seperti mobil mewah hingga sepeda motor mewah. Aset-aset ini nanti akan dilelang dan hasil lelangnya akan digunakan untuk mengembalikan dana member ATG.

"Sebenarnya dalam bentuk rekening bank itu sekitar Rp30 miliar, kalau yang dalam bentuk aset bergerak dan tidak bergerak banyak sekali. Mobil-mobil mewah, motor mewah, rumah juga ada beberapa bidang, tanah juga ada beberapa bidang," jelasnya.

Wahyu Kenzo sendiri mendapatkan tanggungan untuk mengganti kerugian para member ATG senilai Rp400 miliar. Rudy belum bisa memastikannya apakah aset milik Wahyu bisa menutup semua kerugian ini.

Baca Juga: Pengacara Wahyu Kenzo Menilai Putusan Hakim Tidak Adil

3. Kejaksaan Negeri Kota Malang tidak bisa bertanggung jawab jika aset Wahyu Kenzo tidak bisa menutup semua kerugian

Begini Skema Pengembalian Dana Korban Robot Trading ATG oleh Kejaksaanilustrasi robot trading (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Rudy mengatakan jika seandainya aset-aset Wahyu Kenzo tidak bisa menutup semua kerugian para member ATG, itu bukan tanggung jawab mereka. Pihaknya hanya menerima barang bukti dan aset yang sudah diserahkan oleh penyidik Satreskrim Polresta Malang Kota. Dan keseluruhan aset ini belum bisa dipastikan nilainya, karena nilainya fluktuatif tergantung hasil lelang untuk aset bergerak dan tidak bergerak nantinya.

"Kalau bicara masalah korban, kalau kita tarik mundur ya kenapa kalian mau ikut-ikutan seperti ini, jadi jangan bilang kami (member ATG) sekarang jadi pihak yang paling menderita. Sudah tahu barang ilegal, kenapa hanya sekedar iming-iming menjadi kaya mendadak mau ikut," ujarnya.

Meskipun demikian, Rudy berharap agar para korban yang jumlahnya ratusan ini agar segera bersatu dan membuat konsorsium berbadan hukum, entah nantinya kasus ini akan berlanjut ke tahap banding atau tidak. Sehingga pihak kejaksaan bisa menyerahkan barang bukti ini kepada pihak konsorsium yang telah dibentuk.

"Walaupun putusan itu inkrah, selama mereka belum membentuk konsorsium maka kami tidak akan mengembalikan. Jadi kami harapkan konsorsium berbadan hukum ini segera dibentuk," pungkasnya.

Baca Juga: Kasus Robot Trading, Wahyu Kenzo Divonis 10 Tahun Penjara

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan merajut keabadian. Karena dengan menulis, kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu, keduanya saling tarik-menarik menciptakan sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya