Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Polisi Beberkan Modus Penipuan Robot Trading ATG Mirip Sistem Ponzi

Ilustrasi robot trading. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi robot trading. (IDN Times/Aditya Pratama)

Malang, IDN Times - Polresta Malang Kota kembali keberadaan sistem penipuan yang dilakukan oleh Robot Trading Auto Trade Gold (ATG) besutan Dinar Wahyu Saptian Dyfrig alias Wahyu Kenzo. Bisnis investasi bodong ini ternyata menggunakan sistem ponzi atau permainan uang.

Artinya uang yang disetor ribuan member untuk diinvestasikan hanya diputar-putar diantara para member. Hingga akhirnya uang tersebut habis, para member akhirnya tidak bisa melakukan penarikan uang kembali alias withdraw. Hanya saja Wahyu Kenzo mengkamuflase bisnis ini sebagai investasi trading dengan robot yang menjalankan secara otomatis.

1. Meyakinkan member bahwa uang investasi mereka akan dimainkan di luar negeri

Wahyu Kenzo saat dirilis di Polda Jatim. (IDN Times/Ardiansyah Fajar)
Wahyu Kenzo saat dirilis di Polda Jatim. (IDN Times/Ardiansyah Fajar)

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budo Hermanto membenarkan jika Robot Trading ATG kurang lebih seperti ponzi. Tapi Wahyu Kenzo meyakinkan para membernya dengan mengatakan bahwa uang-uang tersebut akan dimainkan trading luar negeri.

"Tapi ternyata sebenarnya tersangka menggunakan operator di dalam negeri. Sehingga charge (biaya) yang mereka mainkan, juga algoritma yang mereka mainkan itu dimainkan sendiri," terangnya saat dikonfirmasi pada Jumat (17/03/2023).

Wahyu Kenzo dan anak buahnya sendiri juga yang memilih siapa-siapa saja yang bisa withdraw, bukan dipilih otomatis melalui sistem. Sehingga selama ini para member ditipu kalau investasi ini melibatkan pihak luar negeri, padahal aplikasi tersebut hanya memutar-mutar uang mereka saja.

"Contohnya kalau kita punya ATM, kita masukkan ke dalam mesin ATM, cek saldo, lalu kita tarik uang tunai, itu akan berwujud uang tunai. Kalau ini hanya angka yang ada di layar. Jadi berapapun yang member depositokan akan diputar sendiri pada web mereka melalui tim IT mereka. Ini akan keluar berapa digit algoritma dan chart tersebut," jelasnya.

Ia juga mencontohkan misalnya ada member yang menyetor deposito sebesar Rp100 juta, kemudian uang tersebut menjadi Rp15 miliar. Padahal angka Rp15 miliar tersebut hanya angka saja di dalam layar, uang realnya tidak tersedia. Uang-uang tersebut musrni digelapkan oleh Wahyu Kenzo dan anak buahnya.

"Dari modal yang disetorkan, tidak dipergunakan untuk trading yang benar. Karena perizinan dari Bappebti tidak pernah dikeluarkan," tegasnya.

2. Sistem withdraw yang dijalankan Robot Trading ATG sehingga para korban tertarik

Kapolresta Malang Kota saat merilis RE di Polresta Malang Kota atas kasus penipuan Robot Trading ATG. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Kapolresta Malang Kota saat merilis RE di Polresta Malang Kota atas kasus penipuan Robot Trading ATG. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Buher menjelaskan kalau setiap satu dolar dihargai Rp15 ribu oleh Robot Trading ATG. Mereka memang tidak menerapkan sistem fluktuasi pada kurs dolar, tapi dengan sistem flat Rp15 ribu. Kemudian saat member akan withdraw, akan mendapatkan charge seribu rupiah, sehingga 1 dollar dihargai Rp14 ribu saat withdraw.

"Lalu saat withdraw, satu dolar ini dihargai dengan Rp14 ribu. Sementara seribu rupiah jadi defisit untuk deposit keuntungan founder, pemilik ATG, dan perangkat lainnya," tuturnya.

Wahyu Kenzo meyakinkan kalau Rp14 ribu ini bisa juga dipergunakan untuk bermain crypto atau melakukan trading Forex. Dengan tetap mempergunakan nama akun di Robot Trading ATG.

"Tapi faktanya uang tersebut dimasukkan ke dalam keuntungan pribadi (Wahyu Kenzo). Termasuk mengendap di rekening pribadi untuk dimanfaatkan membeli aset dan barang-barang mewah," bebernya.

3. Robot Trading ATG memanfaatkan kepanikan masyarakat saat Pandemik COVID-19

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto. (IDN Times/Alfi Ramadana)
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto. (IDN Times/Alfi Ramadana)

Wahyu Kenzo dinilai sangat licik karena Robot Trading ATG mulai beraktivitas saat 20 Maret 2020, ketika dunia dilanda COVID-19. Saat itu ia memanfaatkan psikologi masyarakat yang menginginkan uang secara instan. Sehingga ada masyarakat yang sudah deposit dan pernah withdraw, ada yang sudah deposit tapi tidak bisa withdraw, ada yang pernah deposit dan tidak pernah withdraw.

"Memang ada yang untung, misal deposit Rp10 juta terus bisa withdraw Rp16 juta. Ada yang tergulung sudah deposit dan tidak bisa withdraw, itu nyebur sampai sekarang," paparnya.

Lalu pada April 2022, para korban komplain karena tidak bisa withdraw. Mereka awalnya hanya mengira ada error pada sistem, karena ada member yang pernah berhasil withdraw mulai dari seribu dolar atau seratus dolar.

"Memang iming-iming yang disampaikan kepada masyarakat adalah tidak akan pernah merugi. Kemudian mengambil kesempatan saat kita dalam kondisi Pandemil COVID-19," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizal Adhi Pratama
EditorRizal Adhi Pratama
Follow Us