Perjalanan Midun Gowes Malang-Jakarta Akhirnya Finish

Midun tidak diizinkan masuk ke GBK

Malang, IDN Times - Cita-cita Miftahudin Ramli (53) alias Midun warga Jalan Darsono Barat, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu untuk gowes dari Malang menuju Jakarta akhirnya tercapai pada Senin (14/8/2023). Senin siang, Midun akhirnya mencapai Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Ia pun langsung sujud syukur dan menangis mengingat perjuangannya selama 11 hari terakhir.

Total Midun telah melewati 24 kota di Indonesia untuk mencapai Gelora Bung Karno. Ia melewati kota-kota seperti Malang, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Jatibarang, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi, dan Jakarta.

1. Air mata Midun pecah tatkala melihat Stadion Gelora Bung Karno

Perjalanan Midun Gowes Malang-Jakarta Akhirnya FinishMidun saat tiba di Pati. (Twitter/mlgcollective)

Sesampainya di depan Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, air mata Midun langsung pecah. Ia langsung melakukan sujud syukur karena telah menyelesaikan nazarnya. Ia tidak percaya kaki-kaki tuanya bisa mengayuh sepeda angin sepanjang 850Km.

"Saya memang dari Kanjuruhan ke Senayan singgah ke setiap stadion yang saya lewati di jalur Pantura (Pantai Utara). Saya menjalin silaturahmi menyebar salam damai ke suporter setiap daerah," ucap Midun lewat telepon.

Midun terharu karena sepanjang perjalanan ada saja suporter yang menyambut dirinya. Padahal ia sebelumnya tidak membuat janji bertemu dengan mereka. Sejak berangkat dari rumahnya di Kota Batu, ia berangkat sendirian.

"Saya gak ada pengawalan mulai dari Batu sampai ke sini. Alhamdulilah pengawalannya mereka seperti gak ada sekat menyambut saya, saya dikawal secara estafet," bebernya.

Midun mengungkapkan kalau kekuatannya sejauh ini bekat doa-doa dari keluarga dan seluruh suporter Indonesia. Jika tidak ada motivasi dari sana, tidak mungkin ia mampu bersepeda hingga Senayan.

"Saya juga gak mungkin kuat sampai sini, kekuatan saya didoakan oleh mereka, keluarga korban yg sampai sekarang masih berjuang," tegasnya.

Baca Juga: Sudah Setengah Perjalanan, Aksi Gowes Midun Disambut Suporter

2. Sesampainya di Senayan, Midun tidak diijinkan masuk ke ring satu GBK

Perjalanan Midun Gowes Malang-Jakarta Akhirnya FinishMidun saat tiba mengayuh sepeda di Lawang. (Twitter/mlgcollective)

Ada satu penyesalan Midun setelah sampai di Stadion Gelora Bung Karno, ia tidak diizinkan mendekat ke pintu masuk stadion. Ia tertahan di depan pagar yang menutup ring 1 Stadion Gelora Bung Karno.

"Karena ini pusatnya untuk olahraga ya, saya sudah sampai sini ternyata mereka tidak membolehkan saya untuk masuk. Saya pikir itu bukan kehendak mereka sendiri, saya yakin itu," ujarnya.

Midun mengerti dengan petugas yang tidak mengijinkannya masuk, menurutnya petugas tersebut hanya menjalankan perintah atasannya. Menurutnya, yang terpenting nazarnya untuk sampai ke Stadion Gelora Bung Karno sudah terlaksana.

3. Midun mengucap terima kasih karena sudah mendukung perjalanannya

Perjalanan Midun Gowes Malang-Jakarta Akhirnya FinishMidun saat disambut Anto Baret di Jakarta. (Twitter/@sendaljepit1)

Terakhir, Midun mengucap banyak terima kasih pada suporter seluruh Indonesia yang mendukung perjalanannya. Ia juga meminta maaf kalau selama perjalanan ini membuat salah.

"Saya juga minta maaf kepada semuanya dan matur nuwun (terima kasih) kepada semuanya, keluarga korban, arek-arek Malang yang sudah mendoakan saya sampai sini. Dan suporter seluruh Indonesia juga matur nuwun," ucapnya.

Midun tidak memusingkan dirinya tidak bisa masuk Stadion Gelora Bung Karno. Yang terpenting sepeda keranda miliknya sudah sampai di Senayan.

"Saya bukan siapa-siapa, saya gak punya apa-apa. Yang hebat mereka (suporter Indonesia), kalian semua yang mendoakan saya kuat sampai sini," pungkasnya.

Baca Juga: Pak Midun Gowes dari Malang, Tuntut Keadilan Tragedi Kanjuruhan

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya