Pasien Penerima Bantuan Iuran Daerah Ditolak RSSA, Ini Klarifikasinya

Loh piye iku, sam?

Malang, IDN Times - Belakangan viral di media sosial tentang adanya salah satu pasien Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBID) dari BPJS Kesehatan yang ditolak oleh Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Pihak rumah sakit pun langsung merespons kabar tersebut. 

Pihak rumah sakit menyebut bahwa pasien yang ditolak tersebut adalah pasien Hemodialisa (HD) atau cuci darah. Ia ditolak karena data pasien tersebut sudah tidak lagi tercatat di komputer RSSA Kota Malang. Hilangnya data pasien itu terjadi usai Dinas Kesehatan menonaktifkan data 679.921 PBID Kabupaten Malang. Penonaktifan ini dilakukan untuk pemutakhiran data menuju pelayanan Universal Health Coverage (UHC).

1. Rumah sakit tidak memberikan tindakan karena khawatir ilegal

Pasien Penerima Bantuan Iuran Daerah Ditolak RSSA, Ini KlarifikasinyaDirektur Utama Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Bachtiar Budianto. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Direktur Utama RSSA, Bachtiar Budianto menjelaskan jika mereka tidak menolak pasien HD yang viral tersebut. Mereka hanya tidak bisa menemukan data pasien tersebut di komputer rumah sakit karena data penerima PBID Kabupaten Malang sudah dinonaktifkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang.

"Domain sebenarnya bukan di rumah sakit, kita tidak menolak, tapi ketika datanya dimasukkan ke komputer datanya tidak muncul. Tulisannya inactive kemudian tidak bisa dilanjutkan," terangnya saat dikonfirmasi pada Kamis (10/8/2023).

Kondisi ini membuat dokter tidak bisa menulis rekam medik pasien tersebut, karena itulah mereka tidak bisa melanjutkan pelayanan. Pasalnya jika dilanjutkan tanpa mengisi data rekam medik, artinya mereka telah melakukan tindakan ilegal.

"Alhamdulillah pasien yang kita jelaskan paham semuanya. Tapi ya ada beberapa yang mengeluh, tapi itu wajar," bebernya.

2. RSSA menegaskan tidak akan menolak pasien emergency

Pasien Penerima Bantuan Iuran Daerah Ditolak RSSA, Ini KlarifikasinyaIustrasi BPJS Kesehatan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Bachtiar mengungkap jika sampai saat ini Dinkes Kabupaten Malang masih melakukan pemutakhiran data PBID Kabupaten Malang. Meskipun demikian, mereka tidak akan menolak pasien yang membutuhkan penanganan segera atau emergency. Oleh karena itu, ia berharap masyarakat tidak perlu resah.

"Sepanjang proses pemutakhiran itu tidak ada pasien khusus kemoterapi dan HD yang terkendala, kedua pasien itu tetap kita layani. Intinya kalau emergency pasti tidak kita tolak," tegasnya.

Namun, ia mendorong Dinkes Kabupaten Malang agar bekerja cepat melakukan pemutakhiran data. Pasalnya pasti ada banyak pasien yang membutuhkan pengobatan tapi tergolong keluarga miskin.

"Yang pasti tidak ada pasien yang terlantar. Itu kita penuhi dengan memperpanjang kepesertaan sesuai kesepakatan dengan Pemerintah Kabupaten Malang. Ada juga kesepakatan biaya bagi yang tidak mampu ini dihandle oleh provinsi atau pemerintah pusat," paparnya.

3. RSSA menilai kalau pemutakhiran data ini adalah langkah untuk menjaring keluar yang benar-benar miskin

Pasien Penerima Bantuan Iuran Daerah Ditolak RSSA, Ini KlarifikasinyaIustrasi BPJS Kesehatan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Bachtiar, kasus sebelumnya hanyalah kesalahpahaman antara RSSA, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, dan Dinkes Kabupaten Malang. Karena pasien PBID Kabupaten Malang harus ada verifikasi kepesertaan, namum ada beberapa pasien yang dibiayai pemerintah Kabupaten Malang yang kriteria miskinnya masih tanda tanya.

"Jadi bagi saya adil, bahwa yang menerima pembiayaan dari pemerintah adalah yang benar-benar tidak mampu. Ternyata dari sekian banyak itu ada yang sebenarnya mampu. Jadi problemnya buka pada rumah sakit, tapi dari Dinas Kesehatan atau Dinas Sosial yang menentukan kriteria miskinnya," tandasnya.

Menurutnya Pemkab Malang telah menetapkan kriteria miskin yang sudah ditetapkan, tapi ada beberapa yang tidak memenuhi kriteria tersebut. Sementara Pemerintah Kabupaten Malang cukup selektif, sehingga keluarga yang mampu diharapkan bayar sendiri, sementara yang tidak mampu dilanjutkan dibiayai pemerintah.

Baca Juga: RSSA akan Lakukan Pemisahan Bayi Kembar Siam untuk Pertama Kali

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya