Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Menuntut Keadilan Sepenuhnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan terus memperjuangkan keadilan. Mereka terus menggaungkan tagar Usut Tuntas untuk sanak saudara yang jadi korban jiwa tragedi pada 1 Oktober 2022 lalu. Salah satunya dengan melakukan aksi Kamisan Tragedi Kanjuruhan.
Ini dilakukan sebagai langkah terakhir agar masyarakat tidak melupakan di Malang pernah terjadi tragedi yang menewaskan 135 nyawa. Sehingga penegak hukum bisa adil dalam menyelesaikan kasus ini.
1. Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan menuntut keadilan sepenuhnya untuk mereka
Sidang Laporan Model A Tragedi Kanjuruhan membuat seluruh tersangka dari Polri bebas, dan tersangka dari Panpel dan Security Officer Arema FC dihukum kurang dari 2 tahun penjara. Ini membuat keluarga korban Tragedi Kanjuruhan merasa dipermainkan oleh hukum. Mereka merasa hukum tidak berpihak pada rakyat biasa seperti mereka.
"Kami mintanya keadilan seutuhnya. Demi anak-anak kami yang dibantai di Stadion Kanjuruhan," terang Sunari (56) saat aksi Kamisan di depan kantor Bupati Malang pada Kamis (22/06/2023).
Sunari harus kehilangan putrinya, Mayang Agustin (20) asal Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang yang merupakan harapan keluarganya. Padahal di Stadion Kanjuruhan Mayang tidak melakukan apapun selain mencari hiburan berupa pertandingan sepakbola.
Baca Juga: LBH Sebut Renovasi Kanjuruhan Bagian dari Pengaburan Fakta
2. Sunari membandingkan kasus Tragedi Kanjuruhan dengan kasus Sambo yang berbeda perlakuan 180 derajat
Sunari membandingkan kasus Tragedi Kanjuruhan dengan kasus pembunuhan berencana yang dilakukan mantan Kadiv Propam Polri, Irjenpol Ferdy Sambo. Ia mengungkapkan jika dengan hanya membunuh satu orang saja, Sambo bisa mendapat hukuman mati. Tapi 135 nyawa korban Tragedi Kanjuruhan seperti tidak ada harganya.
"Kalau kita berkaca dari kasusnya Sambo, dia membunuh satu orang hukumannya kita tau semua. Tapi ini bukan kecelakaan atau pembunuhan tapi merupakan pembantaian, kok pemerintah seolah-olah mengabaikan keluarga korban," tegasnya.
Ia menuntut pemerintah, terutama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang sebagai pemilik wilayah lokasi Tragedi Kanjuruhan ikut bertanggung jawab. Bukan tutup mata seolah-olah Tragedi Kanjuruhan tidak pernah terjadi di wilayahnya.
3. Keluarga korban merestui renovasi Stadion Kanjuruhan, asal usut tuntas Tragedi Kanjuruhan
Dalam kesempatan tersebut, Sunari menyamping jika ia dan seluruh keluarga korban Tragedi Kanjuruhan kini merestui renovasi Stadion Kanjuruhan. Asalkan keadilan untuk keluarga korban Tragedi Kanjuruhan terpenuhi seutuhnya. Sebelum itu terjadi, mereka akan satu kata untuk menolak renovasi stadion berkapasitas 30 ribu sampai 38 ribu penonton ini.
"Pada intinya kalau pemerintah mau membangun stadion, seluruh keluarga korban Tragedi Kanjuruhan mendukung. Tapi dengan catatan selesaikan dulu kasus Tragedi Kanjuruhan," tandasnya.
Sebelum kejadian pada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan terpenuhi, mereka akan terus melaju aksi. Mereka akan terus melakukan aksi untuk mengingatkan warga Malang kalau Tragedi Kanjuruhan belum usai.
Baca Juga: Aksi Kamisan Tragedi Kanjuruhan, Massa Kepung Kantor Bupati Malang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.