Kasus Bunuh Diri Filkom UB, Korban Jadi Pendiam Sejak Sakit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Keluarga LST (24) tidak pernah menduga jika putrinya akan meninggal dalam kondisi tragis. Ia melompat dari lantai 12 gedung Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Brawijaya (UB) pada Kamis (14/12/2023).
LST diduga mengakhiri hidupnya karena frustasi sejak mengidap penyakit yang mengguncang hidupnya. Pihak keluarga juga mengatakan ada perubahan perilaku sejak LST sakit.
1. Keluarga korban bercerita pada polisi jika LST menjadi pendiam sejak sakit
Kapolsek Lowokwaru, AKP Anton Widodo mengatakan jika pada 2018 LST masuk sebagai mahasiswa baru Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UB. Tapi tak berselang lama ia mendapatkan penyakit yang berpengaruh pada hidupnya. Sejak saat itu ia harus mengubur mimpinya untuk berkuliah dan mengundurkan diri sebagai mahasiswa UB pada 2019.
"Ada suatu hal penyakit yang dideritanya, akhirnya dia mengundurkan diri dari UB. Sejak saat itu keluarga korban mengatakan ada perubahan pada perilaku anaknya," terangnya saat dikonfirmasi pada Jumat (15/12/2023).
Karena penyakit ini LST diduga frustasi dan mengalami tekanan dalam kesehariannya. Tapi ia tipikal orang yang jarang bercerita sejak sakit-sakitan. Sehingga orang tuanya juga tidak tahu masalah apa yang dipendam putrinya.
"Informasi dari orang tuanya korban yang bersangkutan ini pendiam, jadi nggak pernah bercerita kepada orangtuanya masalah apa nggak pernah diceritakan. Kemarin ibunya sudah kita mintai keterangan," bebernya.
2. Setelah mundur sebagai mahasiswa UB, korban sebenarnya sudah mendapatkan pekerjaan
Anton menceritakan jika sejak korban mundur dari UB, ia sudah mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan di Malang. Di sana ia juga tidak pernah mengeluh apapun, jadi orang tua korban mengira jika anaknya baik-baik saja.
"Menurut keterangan orangtua, sebetulnya korban setiap hari sudah rutin bekerja di salah satu perusahaan. Karena memang sifat daripada korban ini pendiam, jadi tidak pernah cerita apapun kepada orang tua," bebernya.
Bahkan, pada Kamis pagi sebelum melompat dari gedung Filkom UB, korban sempat pamit untuk bekerja. Tapi ternyata ia justru berangkat ke kampus lamanya untuk bunuh diri.
Baca Juga: Perempuan Bunuh Diri di Gedung Filkom UB, Pihak Kampus Angkat Suara
3. Polisi kesulitan menggali kasus ini karena satu-satunya narasumber valid adalah orang tua korban
Anton mengatakan jika pihaknya saat ini mengalami kesulitan untuk menggali motif sebenarnya kasus ini. Pasalnya ia kesulitan menggali dengan pasti penyakit yang diderita korban dari orang tuanya. Ini dikarenakan orang tua korban masih syok sehingga belum bisa dimintai keterangan dengan seksama.
"Orang tua korban masih terkejut dan syok dengan kematian anaknya. Kemarin kita sempat mintai keterangan ibunya, tapi katanya anaknya pendiam dan jarang bercerita," tandasnya.
Sementara keterangan dari pihak kampus cuma mengungkapkan jika LST hanya sempat mengenyam pendidikan di Fakultas MIPA UB selama 2 semester. Sebelum akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri karena sakit.
Mari bersama cegah perilaku bunuh diri
Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.
Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444
NGO Indonesia pencegahan bunuh diri:
Jangan Bunuh diritelp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454
Baca Juga: Perempuan Bunuh Diri di Filkom UB Sempat Melukai Diri
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.