Karnaval Horeg Maut, Pikap Milik Ayah Korban, Dikendarai Ketua RT

Malang, IDN Times - Karnaval Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang berubah menjadi duka. Pasalnya, sebuah mobil pikap yang mengangkut konsumen peserta karnaval hilang kendali hingga menabrak 7 orang pejalan kaki.
Diketahui ternyata ketujuh korban merupakan peserta karnaval dari rombongan Dusun Kedungboto RT.4/RW.4, Desa Kedungrejo. Dan sopir yang mengendarai pikap maut tersebut merupakan Ketua RT.4/RW.4, Ustadi (63).
1. Mobil pikap maut ternyata milik ayah korban meninggal, dan sopirnya adalah ketua RTnya sendiri
Ayah korban meninggal atas nama Renita Sintia Sari (14), Ali Zaini membenarkan jika Ustadi adalah Ketua RT.4/RW.4 atau ketua RT mereka sendiri. Sementara mobil Daihatsu Grand Max dengan nomor polisi N 8969 BF yang dibawa Ustadi adalah mobil pikap milik Ali Zaini yang dipinjam untuk membawa konsumsi peserta karnaval. Ia juga mengatakan kalau kejadian kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 22.30 WIB di Jalan Raya Kedungboto RT.4/RW.4 Desa Kedungrejo.
"Mobil pikap itu hanya bawa konsumsi saja nggak ada soundnya. Di mobil itu ada sopirnya (Ustadi), kemudian keponakan saya tidur di belakang sama 2 orang lainnya. Jadi yang di belakang Itu juga luka semua karena terpental keluar saat kejadian," terang Ali saat dikonfirmasi pada Senin (25/9/2023) di rumah duka Dusun Kedungboto RT.4/RW.4, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Ali menduga jika Ustadi tidak bisa menguasai kendaraan sehingga mobil hilang kendali kemudian menabrak peserta karnaval dari belakang. Mobil bahkan baru berhenti setelah menabrak truk pengangkut soundsystem yang beberapa meter di depannya.
"Anak saya berada di barisan nomor 3 dari belakang. Mungkin yang bawa orangnya kurang paham, soalnya mobil saya remnya tidak bermasalah," tegasnya.
Baca Juga: Karnaval Sound Horeg Tabrak 7 Pejalan Kaki, 1 Orang Tewas
2. Ayah korban membantah jika mobil pikapnya disebut membawa miras
Kejadian kecelakaan ini akhirnya viral di berbagai platform media sosial seperti Instagram hingga TikTok. Banyak netizen yang menduga jika sang sopir dalam keadaan mabuk sehingga menabrak beberapa peserta karnaval. Namun, anggapan ini langsung dibantah oleh Ali, ia mengatakan jika mobilnya hanya dipinjam untuk membawa konsumsi untuk peserta karnaval. Ia juga mengatakan kalau Ustadi tidak dalam keadaan mabuk.
Ali mengatakan ini karena ia sendiri juga merupakan rombongan peserta karnaval menemani anaknya. Ia kebagian tugas mengangkat ogoh-ogoh, dan juga ikut tertabrak namun tidak mengalami luka serius. Ia hanya mengalami luka lecet karena karena tertimpa ogoh-ogoh.
"Tidak ada pengaruh miras. Dan kondisi mobil saya normal, hanya digunakan untuk bawa konsumsi makanan rombongan," jelasnya.
3. Ali mengaku sudah ikhlas dengan kematian anak putrinya
Setelah kejadian, Ali menjelaskan jika ia langsung berlari ke arah putrinya. Ia melihat putrinya tidak lagi bergerak tidak sadarkan diri. Saat itu ia sadar anaknya sudah tidak bisa diselamatkan lagi karena kehilangan banyak darah akibat luka parah di kepala.
"Anak saya dimakamkan tapi pagi pukul 08.00 WIB. Kemudian dari pihak panitia mau bertanggung jawab karena yang bawa (mobil pikap) juga Pak RT," tandasnya.
Ali juga mengatakan sudah ikhlas dan menganggap jika kejadian ini adalah takdir yang tidak bisa dihindari. Ia lebih memilih jalan damai, apalagi Ustadi adalah tetangganya sendiri yang jarak rumah mereka kurang dari 200 meter saja.
Baca Juga: Berikut Daftar Korban Kecelakaan Maut Karnaval Sound Horeg di Malang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.