Bocah Korban Penyekapan Bobotnya Hanya 10 Kilogram
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Bocah berusia 7 tahun yang menjadi korban penyekapan dan penyiksaan oleh 5 orang keluarganya tiba di RSUD Saiful Anwar dalam kondisi sangat memprihatinkan. Korban mengalami luka di sekujur tubuhnya mulai dari luka bakar di tangan dan kakinya. Tangannya belakangan diketahui luka karena dimasukkan panci berisi air mendidih, seluruh tubuh penuh luka lebam, hingga beberapa tulang rusuknya mengalami retak.
Tidak hanya sampai di situ, bocah berinisial DN ini juga sering dikurung di dalam ruang berukuran 1,5×1 meter tanpa pencahayaan. Ketika ditemukan ia mengalami malnutrisi, stunting, dan gejala busung lapar.
1. Yayasan Bersama Anak Bangsa mengatakan jika berat badan korban hanya 10 kilogram saat dievakuasi dari rumahnya
Ketua Yayasan Bersama Anak Bangsa, Yuning Kartikasari mengatakan jika kondisi DN sangat memprihatikan saat dievakuasi dari rumahnya yang beralamat di Jalan KH Malik Dalam Gang Permata Gading, Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang pada Senin (9/10/2023). Ia mengatakan jika berat badan DN hanya 10 kilogram, padahal anak berusia 7 tahun normalnya memiliki berat badan 23 kilogram.
Namun, kini kondisinya mulai berangsur pulih setelah dirawat di RSUD Saiful Anwar Kota Malang. Berat badannya mulai naik sekitar 1,5 kilogram. Ia bahkan sudah mulai bisa diajak berkomunikasi dengan baik.
"Selama ini kita melakukan pendampingan untuk asupan gizi dan psikologis korban," terang Yuning saat dikonfirmasi pada Sabtu (14/10/2023).
Baca Juga: Polisi Beberkan Kondisi Mengenaskan Bocah yang Disekap di Malang
2. Yuning mengatasi jika korban masih trauma jika menyebut kata ayah, ibu, dan dapur
Tidak hanya luka fisik yang dialami oleh DN, ia ternyata juga memiliki luka psikologis yang dalam. Ia masih mengalami trauma yang mendalam akibat perlakuan orangtua kandung dan ibu tirinya. Ia bahkan masih ketakutan saat ada orang lain yang menyebutkan kata ayah, ibu, dan dapur.
"Saat kita menyebut kata ayah, bunda, dan pawon atau dapur akan membuat DN menangis. Padahal DN merupakan anak pintar saat menceritakan dan menjawab pertanyaan kita," bebernya.
Secara psikologis, DN disebut sudah mulai pulih secara berangsur-angsur, ia bahkan sudah bisa diajak berbicara dan ramah pada orang lain. Namun, memang ada beberapa kata yang harus dihindari karena memiliki pengalaman yang sulit selama ini.
3. Yuning mengatakan jika ada banyak pihak yang ikut menjaga DN di rumah sakit
Yuning melanjutkan jika Yayasan Bersama Anak Bangsa menjaga DN di RSUD Saiful Anwar secara bergantian pada pagi dan malam hari. Yunin sendiri juga ikut menjaga DN pada malam hari. Ia juga mengatakan jika banyak relawan dan instansi pemerintah yang ikut menjaga DN. Mereka berasal dari Dinas Sosial Kota Malang, Puskesmas Kedungkandang, Kantor Kelurahan Buring, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kedungkandang, hingga tetangga DN juga sering menjenguk. Pihak RSUD Saiful Anwar juga selalu aktif mendukung pemulihan luka fisik dan psikis korban.
"Jadi dari pihak rumah sakit mengerahkan 3 dokter sekaligus untuk merawat DN. Mulai dari dokter gizi, dokter tumbuh kembang anak, dan dokter bedah ortopedi," pungkasnya.
Baca Juga: Polisi Tetapkan 5 Tersangka Penyekapan dan Penyiksaan Bocah di Malang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.