Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Nasib Miris Anak Korban Kanjuruhan, Ibu Meninggal, Ayah Dipenjara

Potret kerusuhan di Stadion Kanjuruhan saat Arema FC bertemu Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Malang, IDN Times - Beberapa waktu lalu viral curhatan Hari Prasetyo (56) warga Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Ia kehilangan putrinya Radina Astrida Lutfitasari (21) karena Tragedi Kanjuruhan. Radina sendiri meninggalkan 2 putra yang masih balita, yaitu Yusril (3,5) dan Devan (1,5).

Hari mengungkapkan kalau harus berbohong terkait nasib Radina kepada cucu-cucunya. Ia terpaksa mengatakan kalau ibu keduanya tengah bekerja ke luar kota sehingga tidak bisa bertemu keduanya. Hari Prasetyo lalu mengadukan nasibnya kepada Ketua DPRD Kota Malang. Ia meminta cucu-cucunya mendapat pendampingan dari psikolog agar bisa menghadapi kenyataan pahit yang ditimpa mereka saat usianya masih dini.

1. Suami Radina masih di penjara karena narkoba

Ayah Radina yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan, Hari Prasetyo. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Tak hanya bingung menjelaskan keadaan Radina kepada Yusril dan Devan, Hari juga bingung dengan masa depan keduanya. Pasalnya, Radina adalah tulang punggung keluarga, sementara suami Radina masih mendekam di penjara karena kasus narkoba.

Sementara Hari sendiri usianya sudah memasuki 56 tahun. Ia khawatir tidak bisa mendampingi dan memenuhi kebutuhan kedua cucunya hingga mereka dewasa. "Harapan saya kesejahteraan bagi kedua cucu saya kelak dapat terpenuhi, seperti halnya soal jaminan pendidikan. Sebab, ayah Yusril dan Devan saat ini masih menjalani hukuman," terangnya.

2. Respon Pemerintah Kota Malang

Unsplash

Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan akan menjamin setiap pendidikan warganya yang kurang beruntung. Yusril dan Devan setidaknya akan mendapat jatah pendidikan gratis mulai dari SD sampai SMA/SMK.

"Karena tidak ada warga Kota Malang yang tidak bisa sekolah gara-gara tidak punya biaya, tidak punya seragam, transportasi, dan sekolah SD dan SMP semua gratis. Kalau seandainya sekolah swasta harus membayar maka kita fasilitasi," jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana saat dikonfirmasi pada Kamis (12/01/2023).

"Kami memiliki yang namanya beasiswa kurang beruntung untuk SD dan SMP. Sementara untuk SMA/ SMK bahkan sampai perguruan tinggi ada di Kesra (Kesejahteraan Rakyat)," sambungnya. 

3. Anak korban yang ingin mendapat bantuan bisa langsung mendatangi sekolah

Ilustrasi siswa/siswi SD. (Instagram/dramanostalgia)

Suwarjana menjelaskan kalau untuk mendapatkan bantuan pendidikan gratis ini cukup dengan mendatangi sekolah yang akan dituju. Sehingga wali dari anak dari korban Tragedi Kanjuruhan ini bisa mulai berkonsultasi dengan pihak sekolah.

"Wali anak bisa langsung datang ke sekolahnya, karena kami sudah kami sosialisasikan kepada semua sekolah SD dan SMP. Sementara untuk SMA/ SMK kami merangkul dengan UPT (Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur)," tandasnya.

Jika ada pihak yang menghambat anak-anak Tragedi Kanjuruhan untuk bersekolah, Suwarjana meminta mereka melaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang. "Semuanya gratis untuk negeri (SD SMP). Sementara untuk yang swasta bisa disampaikan ke kami, jadi akan difasilitasi dan teman-teman swasta mendukung," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us