Anak-anak Yatim Korban Kanjuruhan Butuh Pendampingan!

Mereka sulit tidur sejak ibunya meninggal 

Malang, IDN Times - Sedih, marah, bingung, pilu, sampai putus asa dirasakan Hari Prasetyo (56) warga Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang setelah kematian putrinya bernama Radina Astrida Lutfitasari (21) karena menjadi salah satu korban meninggal Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2023. Ternyata Radina meninggalkan 2 orang putra yang masih balita bernama Yusril (3,5) dan Devan (1,5).

Hari bahkan tidak berani mengatakan yang sebenarnya kepada kedua cucunya terkait nasib ibunya. Ia selama tiga bulan mengatakan kalau sang ibu tengah bekerja.

"Jadi kalau cucu saya tanya di mana ibu, saya cuma bisa jawab kalau mama lagi kerja. Kerja buat nyari uang buat kamu sekolah," terangnya sambil menangis saat dikonfirmasi pada Minggu malam (08/01/2023).

1. Ibu meninggal dan ayah masih di dalam penjara karena kasus Narkoba

Anak-anak Yatim Korban Kanjuruhan Butuh Pendampingan!Potret kerusuhan di Stadion Kanjuruhan saat Arema FC bertemu Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Nasib Yusril dan Devan benar-benar malang, sejak dini mereka harus terpisahkan dari kedua orangtuanya. Ternyata tak hanya ditinggalkan ibu, sang ayah kini masih menjalani hukuman penjara karena kasus narkoba.

Setiap harinya mereka hanya hidup berdua dengan Radina dan Hari. Namun, kini hanya Hari seorang yang merawat kedua putra Radina.

"Biasanya cucu saya bersama mamanya, tapi sekarang tidak bisa lagi. Mereka, terutama yang besar jadi sering emosi dan marah-marah," bebernya.

Tak hanya itu, keduanya jadi susah tidur. Kalau malam hari selalu menanyakan di mana ibunya sekarang. Saat ditanya hal tersebut, Hari cuka bisa berbohong lagi kalau Radina tengah bekerja di luar kota.

"Entah kenapa setiap malam itu tidur paling cepat jam 12 malam. Saya lihat sendiri mereka sering ngomong sendiri, bahkan pernah gak tidur sama sekali," tandasnya.

Baca Juga: Sidang Tragedi Kanjuruhan Digelar 16 Januari 2023

2. Butuh bantuan psikolog

Anak-anak Yatim Korban Kanjuruhan Butuh Pendampingan!Kerusuhan saat laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Beberapa waktu lalu Hari bersama beberapa orangtua korban mendatangi Kantor DPRD Kota Malang. Secara khusus ia meminta pertolongan kepada wakil rakyat ini untuk mendapatkan bantuan psikolog untuk cucu-cucunya.

"Bantuan uang memang sudah dapat. Walaupun begitu, bagaimana dengan kedua cucu saya? Soalnya pendampingan psikolog belum ada, saya mempertanyakan gimana solusinya kedua cucu saya," tegasnya.

Hari mengatakan sampai saat ini ia tidak tahu apakah usaha yang ia lakukan sendiri akan berdampak pada mental kedua cucunya. Ia selama ini hanya mampu sekedar menemani mengobrol Yusril dan Devan.

"Saya buat ngakalinnya, harus banyak ajak ngomong terus, kemudian diajak main juga. Tapi sekarang udah mulai ada perubahan, tapi belum sepenuhnya, karena kadang masih tanya di mana ibunya," tuturnya.

3. Mulai bersedia diajak Sholat Jumat

Anak-anak Yatim Korban Kanjuruhan Butuh Pendampingan!Ayah Radina, Hari Prasetyo saat doa bersama 100 hari Tragedi Kanjuruhan. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Setelah 100 hari kematian ibunya, Yusril dan Devan kini tidak lagi suka mengurung diri di kamar. Keduanya sudah mulai mau berinteraksi dengan sanak saudara.

"Alhamdulillah setelah seratus hari ini mau keluar, dulu itu gak mau keluar cuma beraktivitas di dalam kamar. Kemarin aaya ajak Sholat Jumat dia mau. Kemarin kakaknya yang sepertinya merasa kehilangan, karena sering marah-marah. Kalau ditanya atau disuruh mandi selalu marah," ucapnya.

Meskipun tidak memberitahu secara gamblang, Hari merasa kalau Yusril mulai sadar kalau ibunya sudah meninggal. Perlahan-lahan Hari mulai mencoba memberi tahu kalau Radina telah tiada.

"Kalau cucu yang kecil belum tahu, kalau yang besar sepertinya agak menyadari kalau orang tuanya gak ada. Tadi ke makam juga ikut. Dia tanya ini makam siapa, saya jawab mama gitu," tandasnya.

"Saat di makam reaksinya ya cuma diem, mungkin agak senang (karena bertemu ibunya). Karena dia anak kecil ya, aktivitasnya sudah mau bergaul dengan saudaranya," pungkasnya.

Baca Juga: Satu Korban Tragedi Kanjuruhan Ini Belum Pulih

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya