Tim Gabungan Aremania Tolak Renovasi Stadion Kanjuruhan
Stadion Kanjuruhan (IDN Times/Gilang Pandutanaya)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo melalui Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana melakukan renovasi total Stadion Kanjuruhan. Melalui website resmi Kementerian PUPR, disampaikan jika renovasi ini akan menelan biaya mencapai Rp390 miliar dengan lama pekerjaan 2 tahun 4 bulan.
Renovasi sendiri akan berfokus pada ringroad pengaman luar, perbaikan struktur stadion agar berstandar FIFA, perbaikan fasilitas penonton mulai dari tangga dan pintu, perbaikan fasilitas pemain, penambahan kursi single seat, dan penambahan atap tribun barat. Kemudian juga ada 4 rekomendasi perbaikan mulai dari toilet, perimeter, penerangan, dan pagar pembatas. Namun, rencana itu mendapat penolakan.
1. TGA menolak renovasi Stadion Kanjuruhan karena masih jadi TKP Tragedi Kanjuruhan
Suasana Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA), Dian Berdinandri menyatakan penolakan terhadap rencana renovasi Stadion Kanjuruhan. Ia menegaskan jika proses hukum masih belum memuaskan Aremania dan keluarga korbam Tragedi Kanjuruhan.
"Penolakan kita sebenarnya lebih ke Stadion itu janganlah direnovasi. Karena pertama menurut kami itu adalah TKP (Tempat Kejadian Perkara) yang kasus hukumnya kurang maksimal (penyelesaiannya)," terangnya saat dikonfirmasi pada Selasa (11/04/2023).
Dian juga meyakini sebagian besar Aremania tidak akan nonton di situ. Sebagian besar Aremania kini tengah menggodok permohonan pada Presiden RI, Kementerian PUPR, dan Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI agar Stadion Kanjuruhan dijadikan monumen.
"Secara psikis kita tidak akan bisa, sebagai Aremania tidak akan bisa masuk ke Stadion Kanjuruhan kemudian bersukacita nonton sepakbola, terus bersorak-sorai dan bernyanyi. Dimana di situ merupakan bekas jasad saudara, anak, keluarga kami terkena Tragedi Kanjuruhan," tegasnya.
Baca Juga: 2 Terdakwa Pembongkaran Stadion Kanjuruhan Divonis 4 Bulan Penjara
2. TGA berharap Stadion Kanjuruhan dijadikan monumen 01 Oktober 2022
Suporter Arema FC (Aremania) menabur bunga di Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Minggu (2/10/2022). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)TGA menghendaki jika stadion berkapasitas sekitar 38 ribu penonton ini dijadikan monumen saja. Sehingga mereka bisa terus mengingat Tragedi Kanjuruhan yang menelan ratusan korban jiwa.
"Minimal bisa menjadi pengingat kita bahwa pernah ada tragedi terbesar nomor dua di dunia di Stadion Kanjuruhan. Bahwa ada 135 korban jiwa dan ratusan lainnya luka-luka baik berat sampai ringan," ucapnya.
Ia menilai dengan adanya monumen maka pecinta sepakbola Indonesia bisa mengingatkan agar kejadian Tragedi Kanjuruhan tidak terjadi lagi, baik di Indonesia maupun di dunia. Dengan dijadikan museum dan monumen, paling tidak ia berharap ada diorama makam masing-masing korban.
"Pesan sebenarnya adalah agar monumen ini bisa dilihat, dan kejadian 01 Oktober 2022 ini tidak terulang kembali," tuturnya.
3. TGA sarankan pemerintah membangun stadion baru di sekitar kompleks Stadion Kanjuruhan
Suasana doa bersama untuk korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan bersama pemain dan warga pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)Daripada merenovasi Stadion Kanjuruhan, TGA memilih ide lebih baik membangun stadion baru di sekitar kompleks Stadion Kanjuruhan. Sehingga tidak ada kenangan menyakitkan yang muncul saat pertandingan Arema.
"Kalaupun ingin ada stadion, lebih baik dibangun baru di area situ. Jadi dalam datu kompleks ada stadion, monumen, dan area UMKM serta taman. Sebenarnya konsep ini sudah ada di kita," ujarnya.
Kalaupun seandainya kasus Tragedi Kanjuruhan berakhir sesuai harapan Aremania dan keluarga Tragedi Kanjuruhan, Dian tetap bertegur agar Kanjuruhan tidak direnovasi. Ia tetap teguh pada pendirian yang sama.
"Meskipun katakanlah kasus hukumnya selesai, hasilnya sesuai yang kami Aremania dan keluarga korban harapkan. Hendaknya Stadion Kanjuruhan dijadikan museum atau monumen saja," pungkasnya.
Baca Juga: Mahasiswa Kota Malang Kritik Peradilan Tragedi Kanjuruhan
