Ratusan Mahasiswa UB Keracunan saat KKM di Malang
Instagram.com/univ.brawijaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Sebuah pesan berantai WhatsApp menyebutkan ratusan mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) yang tengah menjalani Kemah Kerja Mahasiswa (KKM) di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang mengalami keracunan massal. Kabar tersebut beredar di berbagai WhatsApp group sejak Selasa malam (07/02/2023).
Kabar tersebut kemudian dibenarkan oleh Kepala Desa Jedong, Tekad. Ia mengatakan kalau sebagian besar yang mengalami keracunan adalah mahasiswa perempuan. Mereka ada yang mengalami diare dan ada yang sampai dibawa ke rumah sakit.
"Jadi total mahasiswa yang mengikuti KKM ada 1.279 orang, dan 25 persennya adalah perempuan. Yang keracunan ada sebanyak 95 persen dari total mahasiswi perempuan," terang Tekad saat dikonfirmasi pada Rabu (08/02/2023).
Tekad mengatakan kalau indikasi keracunan massal ini disebabkan kesalahan proses pengolahan makanan. Namun, ia tidak mau menyebutkan secara spesifik makanan apa yang menyebabkan ratusan mahasiswa perempuan ini mengalami keracunan.
Kapolsek Wagir, AKP Roni Margas juga membenarkan kejadian tersebut. Namun, ia tidak mau menyebutkan dengan pasti penyebab dan berapa jumlah mahasiswa yang menjadi korban. "Memang benar korban ada indikasi keracunan. Tapi untuk info lebih lanjut bisa menghubungi Satreskrim Polres Malang," jelasnya.
1. Sebanyak 11 Mahasiswa dilarikan ke rumah sakit
Mahasiswa perempuan UB yang dibawa ke Puskesmas Wagir. (Dok. PSIK UB)Pengelola Sistem Informasi dan Kehumasan (PSIK) UB juga membenarkan kejadian tersebut. Mereka mengatakan dari ratusan mahasiswa perempuan yang mengalami keracunan, ada 11 yang harus dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan intensif.
Rinciannya ada 3 orang yang menjalani perawatan di Puskesmas Wagir dan 8 mahasiswa di Rumah Sakit (RS) UB. Tapi kini mereka sudah dipulangkan karena kondisinya sudah membaik.
"Saat sore (07/02/2023) ada yang masih istirahat di Puskesmas Wagir. Tapi kalau yang di RS UB sudah pulang," terang Ketua PSIK FT UB, Adharul Muttaqin saat dikonfirmasi pada Rabu (08/02/2023).
Baca Juga: Viral Keracunan Chiki Ngebul, Bocah di Jember Infeksi Usus
2. Kronologi kejadian
ilustrasi diare akibat kriptosporidiosis (unsplash.com/Tony Mucci)Muttaqin menceritakan jika KKM di Desa Jedong dilaksanakan pada tanggal 6-9 Februari 2023. Total ada 1.279 mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini. Lalu, pada Selasa (7/2/2023) para mahasiswa mengalami kondisi aneh pada tubuhnya sebelum kegiatan makan pagi.
Awalnya hanya puluhan mahasiswa perempuan yang mengalami sakit perut, pusing, dan gejala lainnya. Namun, tiba-tiba ada ratusan mahasiswa perempuan yang mengalami keluhan yang sama.
Lalu sekitar pukul 10.00 WIB para mahasiswa perempuan yang mengalami diare harus dievaluasi dan mendapatkan penanganan khusus. Di antara ada yang dibawa ke Puskesmas Wagir dan ada yang dibawa ke RS UB.
"Kalau kami melihat kondisi mahasiswa yang mengalami keluhan sebelum kegiatan makan pagi, bisa jadi sudah dirasakan sejak hari sebelumnya," ujar Adharul. Melihat kondisi ini, kegiatan KKM di Desa Jedong akhirnya langsung diakhiri oleh pihak kampus. Hal ini melihat kejadian ini ditambah cuaca ekstrem di Kabupaten Malang.
3. Diduga karena salah dalam mengolah makanan
pixabay.com/Mohamed HassanPSIK UB belum bisa mengambil kesimpulan dari penyebab keracunan massal pada mahasiswanya. Apakah karena kesalahan dalam pengolahan makanan atau ada indikasi lain.
"Indikasinya ada banyak mulai dari makanan, kondisi peserta, cuaca, lingkungan atau gimana. Yang jelas kalau dilihat total pesertanya ada 1.200-an, sebenarnya kalau secara kasat mata yang sehat lebih banyak," jelasnya.
Setelah kegiatan KKM berakhir, seluruh mahasiswa juga tidak bisa langsung pulang. Mereka akan diperiksa secara detail meskipun tidak merasakan gejala diare, pusing, dan lainnya. Ini untuk memastikan kondisi kesehatan para mahasiswa tersebut.
Baca Juga: Puluhan Jurnalis Peserta Pelatihan BI Keracunan di Banyuwangi
