Dosen UB yang Sempat Hilang Dapat Pendampingan Psikologis dari Kampus
![Dosen UB yang Sempat Hilang Dapat Pendampingan Psikologis dari Kampus](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2024/06/cuplikan-layar-2024-06-02-191047-21bea52b899388b15bfc46cecaf55229-a2deda23078d683b77414b77dc47af70_600x400.png)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Warga Malang sempat dihebohkan dengan hilangnya dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) bernama Habibi Subandi. Ia dilaporkan hilang sejak 3 Juni 2024, Kelurahan tidak bisa mencari keberadaan atau menghubungi handphone Habibi sama sekali. Sehingga mereka melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian dan membuat poster pencarian.
Tapi ternyata Habibi pulang sendiri pada Jumat (28/7/2024). Usut punya usut, selama ini Habibi berangkat ke Solo tanpa sepengetahuan keluarganya untuk menenangkan diri dan mengerjakan disertasi.
1. UB tidak akan berikan sanksi
Dekan FISIP UB, Anang Sujoko menegaskan jika memang Habibi telah menelantarkan tugas-tugasnya sebagai dosen, tapi menurutnya kejadian ini adalah kasus khusus. Habibi mengalami tekanan psikologis karena faktor-faktor akumulatif pada kehidupannya sebelumnya.
"Kasus ini sepertinya ada sesuatu yang lain yang butuh penanganan pada aspek psikologis. Bersangkutan misalkan kita aktif di kampus tanpa pemberitahuan itu bukan karena faktor yang sifatnya melarikan diri atau indisipliner, tapi ada faktor-faktor lain," terangnya saat dikonfirmasi pada Rabu (3/7/2024).
Oleh karena itu, UB tidak akan memberi sanksi pada Habibi. Mereka justru akan memberikan pendampingan psikologis agar masalah kejiwaannya bisa teratasi.
2. Habibi terkenal sebagai dosen yang baik
Anang juga mengungkapkan jika selama ini Habibi dikenal sebagai dosen yang baik di Program Studi (Prodi) Ilmu Politik. Sehingga track record positif ini juga jadi pertimbangan agar ia tidak diberikan sanksi.
Justru karena beban pekerjaan di kampus dan di luar kampus membuatnya kestabilan mentalnya goyah. Sehingga ia menghilang untuk mendapatkan ketenangan.
"Jadi untuk penanganan dari lembaga pun kami pertimbangkan tidak serta-merta memberi sebuah sanksi yang sifatnya indisipliner," tegasnya.
3. Habibi sudah aktif berkomunikasi dengan sesama dosen
Saat ini, Habibi memang belum mendapatkan jam mengajar lagi setelah menghilang selama 25 hari. Tapi ia sudah aktif membangun komunikasi dengan dosen-dosen lain melalui WhatsApp (WA) maupun datang langsung ke kampus.
"Ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Politik juga sudah menyampaikan bahwa yang bersangkutan sudah aktif kembali nomor WA-nya. Sehingga sudah beraktivitas seperti biasa di WA grup, meskipun belum ada jam mengajar sekarang," tandasnya.
Baca Juga: Rumah di Malang Digerebek Mabes Polri Terkait Dugaan Pabrik Narkoba