Cerita Ngeri Mahasiswa di Malang Usai Bagi Alamat Email Sembarangan

Ia harus membayar Rp800 ribu dari pesanan yang tak dibuatnya

Malang, IDN Times - Ada cerita menarik sekaligus mengerikan yang dibagikan salah satu peserta Pelatihan Keamanan Digital yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang di Universitas Widyagama Malang. Ada salah satu peserta bernama Putri (20) mahasiswi Jurusan Hukum Universitas Widyagama yang bercerita email-nya diretas.

Hal ini dikarenakan dirinya sembarangan membagikan alamat email-nya. Membuat hal tersebut dimanfaatkan oleh peretas untuk memesan makanan senilai Rp800 ribu tanpa sepengetahuan dirinya. Pengalaman tersebut membuat dirinya sempat trauma dan menjauhi dari penggunaan gadget.

1. Putri menjadi korban peretasan hingga membuat ia harus membayar Rp800 ribu untuk makanan yang tidak dia pesan

Cerita Ngeri Mahasiswa di Malang Usai Bagi Alamat Email SembaranganPelatihan Keamanan Digital yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang di Universitas Widyagama Malang. (Dok AJI Malang)

Putri bercerita jika kisah ini ia alami sekitar tahun 2019 saat dirinya masih duduk di bangku SMA. Tiba-tiba melalui handphone-nya, ia mendapat pemberitahuan dari salah satu aplikasi pesan antar makanan. Aplikasi tersebut memberitahukan sejumlah pemesanan makanan ke rumahnya. Padahal ia tidak pernah memesan makanan sama sekali.

Kejadian tersebut terus berlanjut selama seminggu berturut-turut. Hingga pengeluaran yang ia terima jika ditotal mencapai Rp800 ribu, jumlah yang sangat besar untuk pelajar SMA saat itu.

Putri menceritakan jika saat itu alamat email-nya memang ia bagikan beserta password-nya untuk kepentingan game kepada teman-temannya. Akun tersebut ternyata juga tertaut pada aplikasi pesan antar makanan di handphone miliknya.

"Sejak saat itu saya langsung meminta pemblokiran email dan akun saya di pengelola aplikasi tersebut. Sejak saat itu makanan yang terus berdatangan langsung berhenti," terangnya saat dikonfirmasi pada Senin (10/04/2023).

Ia mengaku sangat trauma sejak kejadian tersebut. Meskipun banyak makanan yang berdatangan, ia mengatakan tidak memiliki nafsu makan untuk menghabiskan pesanan ghaib tersebut. Ia kini juga semakin berhati-hati dalam membagikan informasi pribadinya.

Baca Juga: FJPI Kutuk Keras Peretasan Akun Media Sosial Ketum AJI

2. AJI Malang bagikan tips terhindar dari peretasan oleh pihak tak bertanggung jawab

Cerita Ngeri Mahasiswa di Malang Usai Bagi Alamat Email Sembaranganinformation-age.com

Anggota AJI, Asad Arifin membagikan beberapa tips agar terhindar dari percobaan peretasan. Pertama menghindari penggunaan WiFi publik, terutama jika digunakan untuk transaksi keuangan. Pasalnya WiFi publik memiliki potensi tinggi untuk dilakukan peretasan.

Kemudian jangan asal menyambungkan USB ke device. Pasalnya USB biasa menjadi media transmisi data ke device kita. USB juga rentan terisi virus komputer untuk meretas system.

Oleh karena itu, ia membagikan beberapa cara agar terhindar dari usaha penetasan. Pertama dengan membuat password yang rumit sehingga tidak mudah diretas. Kemudian jangan menggunakan browser yang kurang memiliki kredibilitas.

"Saya rasa jangan terlalu mengumbar diri, amankan data pribadi anda agar tidak diketahui orang lain. Kemudian kita juga belajar mengirimkan pesan terenkripsi, sehingga pesan tersebut hanya diketahui pengirim dam penerima," bebernya.

3. AJI Malang juga mendorong agar jurnalis membekali diri dengan keamanan digital

Cerita Ngeri Mahasiswa di Malang Usai Bagi Alamat Email SembaranganPelatihan Keamanan Digital yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang di Universitas Widyagama Malang. (Dok AJI Malang)

Tak hanya masyarakat umum, AJI Malang juga menekankan agat jurnalis di Malang membekali diri dengan keamanan digital. Pasalnya mereka juga rentan dengan aksi peretasan karena resiko pekerjaan.

Sekretaris AJI Malang, Dendy Gandakusumah melihat resiko jurnalis terkena serangan cyber makin tinggi di era digital. Ia mencatat mulai dari kasus doxing, teror, dan ancaman digital mengintai para jurnalis.

"Bagi jurnalis, peretasan dan ancaman digital lainnya sangat dikhawatirkan. Karena dampaknya tidak sekadar pada satu orang saja, saya melihat kondisi ini membahayakan nyawa dan keluarga," tukasnya.

Baca Juga: 6 Cara Amankan Telegram dari Penipuan dan Peretasan Kripto

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya