8 Tersangka Pabrik Narkoba Belajar dari WNA Malaysia

Mereka belajar membuat narkoba dari WNA Malaysia

Malang, IDN Times - Polisi mengamankan 8 orang tersangka dalam penggerebekan pabrik narkoba terbesar di Indonesia pada Selasa (2/7/2024) di Jalan Bukit Barisan Nomor 2, Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Kedelapan tersangka tersebut adalah RR (23) warga Sesa Suka Raya, Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi. IR (25) warga Desa Karang Asih, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. HA (21) warga Desa Simpangan, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. FP (21) warga Perum Sukaraya, Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi.

Kemudian DA (24) Desa Waluya, Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi. AR (21) Desa Karang Rahayu, Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi. YC (23) Desa Karang Asih, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Dan SS (28) Desa Karang Asih, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

1. Ternyata para tersangka adalah pengangguran yang butuh kerja

8 Tersangka Pabrik Narkoba Belajar dari WNA MalaysiaKonferensi pers kasus pabrik narkoba terbesar di Indonesia. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Kabareskrim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada mengatakan jika para tersangka ini masih tergolong sangat muda. Bagaimana tidak, usai paling tua adalah 28 tahun san kebanyakan adalah pemuda berusia 21 sampai 25 tahun. Sementara background mereka disebut adalah para pengangguran.

"Usia rata-rata mereka adalah 21-22 tahun, dan diantara para pelaku ini kalau dikatakan ya mereka pengangguran mereka mencari pekerjaan," terangnya saat konferensi pers pada Rabu (3/7/2024).

Namun, Wahyu tidak mau mengungkapkan latar belakang pendidikan para tersangka sehingga bisa menguasai ilmu kimia untuk memproduksi narkoba. Ia hanya mengatakan jika para tersangka diajari oleh Warga Negara Asing (WNA) asal Malaysia yang dipanggil Ken.

Baca Juga: Pabrik Narkoba di Malang Dikendalikan WNA Malaysia

2. Begini alasan polisi mengklaim pabrik narkoba terbesar di Indonesia

8 Tersangka Pabrik Narkoba Belajar dari WNA MalaysiaPenampakan laboratorium pabrik narkoba terbesar di Indonesia. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Wahyu juga menjelaskan alasan mereka mengklaim pabrik narkoba di Kota Malang sebagai pabrik narkoba terbesar di Indonesia. Ini berdasarkan jumlah ganja sintetis yang mereka produksi, menurutnya ini adalah produksi terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

"Mereka bisa memproduksi sinte atau ganja sintetis terbesar yang pernah kita ungkap di Indonesia yaitu 1,2 ton . kemudian untuk kapasitas produksi ekstasi sendiri satu hari dia bisa memproduksi 4.000 butir, jadi salam sebulan adalah 120.000 butir. Ini kan jumlah yang cukup besar juga, belum lagi barang-barang tadi dan ini tidak menutup kemungkinan kalau tidak bisa ditangkap dengan cepat mungkin dia bisa lebih banyak lagi," jelasnya.

Para tersangka juga memiliki mesin-mesin pembuat narkoba yang paling canggih, sehingga produksi mereka lebih cepat dibandingkan produsen narkoba rumahan. Jadi penangkapan ini sangat penting untuk menghentikan peredaran narkoba.

3. Polisi akan bekerjasama lintas instansi dan negara untuk cegah peredaran narkoba

8 Tersangka Pabrik Narkoba Belajar dari WNA MalaysiaPenampakan laboratorium pabrik narkoba terbesar di Indonesia. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Lebih lanjut, Wahyu mengatakan jika mereka tidak bisa sendirian memberantas peredaran narkoba. Mereka membutuhkan kerja sama antar instansi seperti Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Narkoba Nasional Provinsi (BNNP). Mereka membutuhkan kerja sama pertukaran informasi peredaran narkoba agar upaya pemberantasan berjalan efisien.

"Penanggulangan narkoba di beberapa negara termasuk kawasan ASEAN kita kerja sama dengan Malaysia, Thailand, Myanmar, Australia, Brunei, termasuk Amerika Serikat. Kita terus melakukan kerjasama baik dalam bentuk kerjasama peningkatan kapasitas dan melakukan penyelidikan secara bersama-sama dan juga melakukan upaya penegakan hukum secara bersama-sama," pungkasnya

Baca Juga: 5 Kafe Bernuansa Kebun di Malang, Nyaman buat Nongkrong

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya