Telaga Sarangan Mengering saat Kemarau, Mirip Pantai

Dikhawatirkan ini akan berdampak ke berbagai sektor

Magetan, IDN Times – Pemandangan Telaga Sarangan yang biasanya memukau kini berubah drastis akibat musim kemarau panjang. Berada di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, telaga ini mengalami penurunan debit air yang signifikan, hingga dasar telaga mulai terlihat. Kondisi ini membuat Telaga Sarangan lebih mirip tepi pantai daripada telaga yang biasanya dipenuhi air.

1. Pemandangan Telaga Sarangan yang Kering

Telaga Sarangan Mengering saat Kemarau, Mirip PantaiAir telaga di Telaga Sarangan terus alami penyusutan dengan drastis pada saat musim kemarau ini. IDN Times/ Riyanto.

Bibir telaga yang dulunya dipenuhi air kini gersang, memperlihatkan tanah dan bebatuan besar yang sebelumnya tersembunyi. Hal ini mengurangi keindahan panorama Telaga Sarangan, yang selama ini menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Magetan. Wisatawan yang ingin menikmati perahu keliling telaga sekarang harus berjalan lebih jauh untuk mencapai air karena penyusutan yang cukup signifikan.

Dikky, salah satu pengunjung, mengungkapkan kekecewaannya saat berkunjung ke Telaga Sarangan. "Biasanya kita langsung naik perahu dari tepi telaga, sekarang harus jalan turun jauh dulu. Telaganya jadi kurang indah karena banyak tanah yang terlihat," ungkapnya pada Jumat (13/9/2024).

Meski kondisi ini mengganggu kenyamanan wisatawan, beberapa anak-anak justru terlihat memanfaatkannya untuk bermain di area yang biasanya terendam air.

Baca Juga: Ikuti Google Maps, Truk Tronton Celaka di Tanjakan Ekstrem Sarangan

2. Air Telaga Masih Dialirkan untuk Irigasi

Telaga Sarangan Mengering saat Kemarau, Mirip PantaiAir telaga di Telaga Sarangan terus alami penyusutan dengan drastis pada saat musim kemarau ini. IDN Times/ Riyanto.

Di tengah kondisi tersebut, Telaga Sarangan masih menjadi sumber air penting bagi lahan pertanian di sekitarnya. Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kabupaten Magetan, Yuli Iswahyudi, menjelaskan bahwa pintu air telaga masih dibuka untuk kebutuhan irigasi. 

"Saat ini, elevasi air di telaga mencapai 10,30 meter kubik, sementara ambang batas minimal adalah 7 meter kubik. Masih ada sisa 3,30 meter kubik yang bisa dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian warga dan pabrik gula Redjosari," jelas Yuli.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa kondisi ini perlu terus dipantau. Jika air terus berkurang, dikhawatirkan dampaknya akan meluas ke berbagai sektor.

3. Pariwisata dan Pertanian Terancam

Telaga Sarangan Mengering saat Kemarau, Mirip PantaiAir telaga di Telaga Sarangan terus alami penyusutan dengan drastis pada saat musim kemarau ini. IDN Times/ Riyanto.

Yuli menyatakan bahwa jika kemarau terus berlanjut, debit air yang semakin rendah bisa membahayakan sektor pariwisata dan pertanian di sekitar Telaga Sarangan. "Telaga tidak lagi terlihat indah, dan pengelola perahu harus lebih hati-hati agar perahu tidak kandas. Semoga hujan segera turun, meski beberapa daerah tetangga sudah mulai mengalami hujan lebat," ujarnya.

Wisatawan dan masyarakat sekitar Telaga Sarangan berharap agar hujan segera datang, sehingga telaga bisa kembali ke kondisi normal dan keindahannya dapat dinikmati seperti sedia kala. Bagi banyak orang, Telaga Sarangan bukan hanya soal keindahan alam, tapi juga penopang hidup bagi para petani dan pelaku pariwisata di kawasan tersebut.

Baca Juga: Truk Bermuatan 3 Ton Besi Terguling di Jalan Tembus Sarangan

Riyanto Photo Community Writer Riyanto

Jangan biarkan rakyat tidak mendapat manfaat apa-apa dari uangnya yang dikelola mereka.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya