Masjid Kuno At-Taqwa, Saksi Bisu Siar Islam di Magetan Sejak 1840

Terdapat bedug kuno hingga lusinan kitab tulisan tangan

Magetan, IDN Times - Masjid Kuno At-Taqwa di Dusun Godekan, Desa Tamanarum, Kabupaten Magetan, menjadi saksi bisu perjalanan panjang syiar Islam di wilayah tersebut. Berdiri kokoh sejak tahun 1840, masjid ini menyimpan banyak cerita dan nilai sejarah yang tak ternilai.

Baca Juga: Masjid Jami Peneleh, Merintang Zaman, Merawat Syiar

1. Masjid dibangun oleh dua pengikut Pangeran Diponegoro

Masjid Kuno At-Taqwa, Saksi Bisu Siar Islam di Magetan Sejak 1840Masjid Kuno At-Taqwa di Godekan, Desa Tamanarum, Kecamatan Parang, Magetan, berdiri sejak tahun 1840. IDN Times/ Riyanto

Dibangun oleh dua tokoh Islam pengikut Pangeran Diponegoro, Kyai H. Imam Nawawi dan Kyai H. Mustarim, masjid ini menjadi bukti nyata perjuangan para pendahulu dalam menyebarkan agama Islam di Magetan. Konstruksi masjid yang seluruhnya terbuat dari kayu jati, termasuk genting sirapnya, mencerminkan kearifan lokal dan kemegahan pada masa itu.

Menurut Achmad Solihin, penerus dari anak almarhum Kyai Imam Hamid, masjid ini tak hanya sekadar menjadi tempat ibadah, tetapi dahulu juga menjadi pusat pendidikan dan pengembangan ilmu agama.

2. Tokoh Islam yang produktif menulis kitab

Masjid Kuno At-Taqwa, Saksi Bisu Siar Islam di Magetan Sejak 1840Achmad Solihin menunjukkan salah satu kitab yang ditulis Kyai H. Imam Nawawi dan Kyai H. Mustarim di atas kulit tipis hinga kini masih dapat dibaca. IDN Times/ Riyanto

Kyai H. Imam Nawawi dan Kyai H. Mustarim, kata dia, dikenal sebagai ulama yang produktif dalam menulis kitab. Bahkan mereka menulisnya di atas media istimewa, yaitu kulit sapi, sehingga awet, meski usianya telah mencapai 2 abad.

"Kitab-kitab tersebut masih awet dan bisa dibaca hingga kini. Hal ini menunjukkan dedikasi mereka yang luar biasa dalam menyebarkan ilmu agama," ungkap Solihin.

Seiring berjalannya waktu, masjid ini mengalami beberapa kali renovasi karena dimakan usia, tetapi tanpa mengubah bentuk aslinya. Lantai yang dulunya terbuat dari kayu kini pun telah diganti dengan keramik, namun keunikan arsitektur Jawa kuno masih terjaga dengan baik.

3. Masjid ini bertambah ramai pada saat malam-malam ganjil

Masjid Kuno At-Taqwa, Saksi Bisu Siar Islam di Magetan Sejak 1840Achmad Solihin menunjukkan salah satu kitab yang ditulis Kyai H. Imam Nawawi dan Kyai H. Mustarim di atas kulit tipis hinga kini masih dapat dibaca. IDN Times/ Riyanto

Masjid At-Taqwa tak hanya menarik perhatian para wisatawan religi, tetapi juga para peneliti sejarah. Keberadaannya menjadi bukti nyata akulturasi budaya Islam dan Jawa yang harmonis.

Pada bulan Ramadan seperti sekarang ini, masjid ini menjadi semakin ramai dikunjungi oleh jamaah dari berbagai daerah. Mereka datang untuk melaksanakan ibadah salat tarawih, tadarus Al-Quran, dan iktikaf.

"Masjid kuno At-Taqwa terbuka untuk siapa saja yang ingin beribadah dan mempelajari sejarah Islam di Magetan," pungkas Solihin.

Keberadaan Masjid Kuno At-Taqwa merupakan pengingat bagi generasi sekarang tentang perjuangan para pendahulu dalam menyebarkan agama Islam. Masjid ini juga menjadi simbol pentingnya menjaga dan melestarikan budaya Islam di Magetan.

Baca Juga: Langgar Dukur Kayu Peneleh, Ngaji hingga Susun Strategi Perang

Riyanto Photo Community Writer Riyanto

All

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya