Entung Jati, Sumber Protein dan Ekonomi Warga Sekitar Hutan di Madiun

Sejak lama entung jadi lauk warga hutan DJ Madiun

Madiun, IDN Times - Musim ulat jati jadi berkah tersendiri  bagi sebagian besar masyarakat yang tinggal pada kawasan hutan di Kabupaten Madiun. Dalam sehari, meraka bisa memperoleh keuntungan ratusan ribu dari mengumpulkan entung atau ulat jati yang telah menjadi kepompong.

1. Warga berburu entung di hutan jati untuk lauk dan dijual

Entung Jati, Sumber Protein dan Ekonomi Warga Sekitar Hutan di MadiunWarga Dusun Bulu, Desa Sirapan, Kecamatan/ Kabupaten Madiun berburu entung jati di hutan untuk dibuat lauk dan dijual. IDN Times/ Riyanto

Seperti yang dilakukan para warga Dusun Bulu, Desa Sirapan, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun ini. Mereka tampak cekatan membolak-balik daun kering yang telah meranggas di tanah. Mereka hafal betul di mana ulat bersembunyi untuk mengubah diri menjadi kepompong.

Tidak mudah memang bagi orang biasa menemukan entung ini. Sebab, mereka bersembunyi di balik tanah di balik dedaunan. Setelah terkumpul banyak, mereka lalu menjualnya kepada para pengepul.

Baca Juga: Geli tapi Seru, Sensasi Berburu Entung Pohon Jati ala Masyarakat Tuban

2. Entung dipercayai warga kaya akan protein

Entung Jati, Sumber Protein dan Ekonomi Warga Sekitar Hutan di MadiunWarga Dusun Bulu, Desa Sirapan, Kecamatan/ Kabupaten Madiun berburu entung jati di hutan untuk dibuat lauk dan dijual. IDN Times/ Riyanto

Salah satu pencari entung ulat jati bernama Ranem (50) mengatakan, setelah terkumpul banyak, nantinya akan dijualnya ke pengepul terdekat dengan harga Rp15 ribu per gelas.

"Saya sehari bisa kumpulkan paling sedikit 5 sampai 10 gelas ya. Kemudian pergelas dihargai Rp15 ribu. Lumayan sambil menunggu musim tanam masih bisa dapat penghasilan dari musim ulat jati ini," kata Ranem.

Sumarsih (51), pencari entung lainnya mengatakan bahwa setahun sekali, ulat jati memakan daun daun lalu berubah menjadi kepompong. Fase ini pun menandai datangnya musim penghujan. "Ini jadi berkah bagi kami warga sekitar hutan untuk berburu dijadikan lauk atau pun dijual. Entung bagi kami warga hutan selain buat mata pencaharian musiman juga sumber lauk bergizi mas," jelasnya.

3. Entung punya nilai ekonomi tinggi

Entung Jati, Sumber Protein dan Ekonomi Warga Sekitar Hutan di MadiunWarga Dusun Bulu, Desa Sirapan, Kecamatan/ Kabupaten Madiun berburu entung jati di hutan untuk dibuat lauk dan dijual. IDN Times/ Riyanto

Di tempat yang sama, pengepul entung jati Ike Diyanti, mengaku sengaja membeli dari masyarakat dalam jumlah banyak untuk diolah jadi masakan. Olahan itu akan dijual kembali dalam bentuk matang sebagai lauk pauk.

Olahannya pun sudah terkenal sejak dahulu, mulai dari botok entung, peyek entung, dan entung goreng. Ibu rumah tangga ini juga memasarkan produknya secara offline dan online. Sedangkan pembelinya rata-rata berasal dari Kota dan Kabupaten Madiun sendiri.

"Entung bisa digoreng dijadikan rica-rica, dimasak sama sayur sampai dibuat botok. Harga olahan matang Rp25 ribu, kalau beli entung Rp15 ribu per gelas," pungkasnya. Dari jualan olahan entung tersebut dalam sehari Ike mengaku dapat mengantongi untung Rp500 ribu hingga Rp1 jutaan.

Baca Juga: Pengelolaan Sampah di Madiun Buruk, Warga Membuang ke Sungai 

Riyanto Photo Community Writer Riyanto

All

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya