Demi Air Bersih, Warga Ngawi Berjalan Kaki ke Hutan Sejauh 2 Kilometer

Krisis air bersih di Ngawi terus meluas

Ngawi, IDN Times - Krisis air bersih di Kabupaten Ngawi akibat dampak kemarau panjang terus meluas. Warga di Dusun Krawong, Desa Cantel, Kecamatan Pitu terpaksa berburu ke mata air ke tengah hutan sejauh 2 kilometer. Padahal, sumber mata air di hutan tersebut sendiri merupakan sumur kecil yang dibangun melalui swadaya masyarakat. 

1. Sudah jauh, warga juga harus mengantre

Demi Air Bersih, Warga Ngawi Berjalan Kaki ke Hutan Sejauh 2 KilometerWarga dusun Krawong Desa Cantel Pitu Ngawi berburu air bersih hingga tengah hutan. Dokumentasi Istimewa

Selain harus berjalan kaki, warga juga harus antre. Maklum, tak sedikit warga yang juga mencari sumber air bersih. Dusun Krawong sendiri dihuni  sebanyak 17 Kepala Keluarga (KK) yang diisi 200 jiwa. 

Warga bernama Supriyati misalnya, ia mengaku harus bolak balik sejauh 2 kilometer untuk mendapatkan air bersih. "Bisa lima kali bolak balik menempuh jarak 2 kilometer untuk ambil air mas. Bantuan air bersih yang dijanjikan dari pemerintah mana, belum ada sampai sekarang ini. Padahal sudah hampir sebulan ini kami kesulitan," kata Supriyati, Selasa (22/08/2023). 

Baca Juga: 2 Pegawai Perhutani Ngawi Ditangkap Polda Metro Jaya, Punya Senpi?

2. Warga menagih janji pemerintah untuk menyalurkan air bersih

Demi Air Bersih, Warga Ngawi Berjalan Kaki ke Hutan Sejauh 2 KilometerKrisis air bersih Ngawi. Dokumentasi Istimewa

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Sukirah. Ia pun berharap pemerintah setempat segera menyalurkan bantuan air bersih. "Dulu dijanjikan air bersih, tapi hingga kini airnya tidak pernah keluar. Warga ya gini harus mencari air hingga ke hutan untuk memasak," ujarnya.

3. BPBD Ngawi sebut ada 8 desa alami krisis air bersih

Demi Air Bersih, Warga Ngawi Berjalan Kaki ke Hutan Sejauh 2 KilometerKrisis air bersih desa Cantel Kecamatan Pitu Ngawi. Dokumentasi Istimewa

Berdasarkan data badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi, krisis air bersih di sana meluas dari sebelumnya 4 desa menjadi 8 desa yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Kasreman, Pitu, Karanganyar dan Bringin. "Bantuan air bertahap terus kita distribusikan ya," kata petugas BPBD, Yudha Herlambang.

Menurut Yudha, desa-desa yang terdampak kekeringan rata-rata berada di dataran tinggi, sehingga setiap musim kemarau tiba, air bersih menjadi barang yang langka. Pihaknya memprediksi krisis air bersih di Ngawi akan terus meluas hingga akhir bulan September 2023 mendatang.

Baca Juga: 5 Tips Agar Tanaman Cabai Bertahan di Musim Kemarau hingga Panen

Riyanto Photo Community Writer Riyanto

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya