Susahnya Warga Ngawi, Belah Hutan, Naik Turun Bukit Demi Air Bersih

Bersyukur guys kalau air di rumah masih banyak

Ngawi, IDN Times - Sumur-sumur warga di Desa Gandong Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi Jawa Timur tak lagi keluar air. Tidak turunnya hujan dalam beberapa bulan ini jadi penyebabnya. Warga pun kelabakan mencari sumber mata air. 

Mereka akhirnya manfaatkan mata air lama dari waduk Pondok yang mulai mengering. Namun, untuk menuju ke  mata air itu tak mudah. Warga harus berjalan kaki naik turun sejauh 2 kilometer.

1. Warga bisa bolak balik hingga lima kali

Susahnya Warga Ngawi, Belah Hutan, Naik Turun Bukit Demi Air BersihWarga memanfaatkan mata air di waduk Pondok mengering. (IDN Times/ Riyanto)

Warga yang didominasi oleh ibu-ibu dan anak-anak rela berjalan membelah hutan jati dan perbukitan. Tak cuma sekali, untuk mencukupi kebutuhan masak dan mandi, dalam sehari mereka bisa kembali hingga lima kali. Mata air ini memang biasanya hanya tampak hanya pada saat waduk Pondok mengering. Bila air waduk tinggi mata air tersebut akan tengelam dan tak terlihat lagi. 

"Ya begini susah banget jalannya. Jauh sekali dua kilometer dari rumah. Kemudian jalannya juga naik turun gunung mas. Mata air ini atau belik warga sini bilang jadi andalan warga setiap sulit air musim kemarau. Bila sulit air cari ke lubang di pinggir waduk untuk masak dan minum. Mandipun juga di sini sekalian," kata Sulastri, Kamis (07/09/2023).

Baca Juga: Sumur Tak Keluar Air, Tanaman Padi di Ngawi Gagal Panen

2. Ada 20 KK di desa tersebut yang mengalami kekeringan

Susahnya Warga Ngawi, Belah Hutan, Naik Turun Bukit Demi Air BersihWarga manfaatkan mata air di waduk Pondok mengering/IDN Times/ Riyanto

Sebenarnya, kata dia, ada empat mata air di pinggir waduk Pondok tersebut. Namun, kini hanya tersisa dua. Sementara dua lainnya tertutup lumpur. 

"Mata air ini sebenarnya sudah ada sejak dulu. Namun hanya saja lubang tersebut akan tertutup saat air waduk penuh. Bisa dimanfaatkan ya kemarau saja. Yang jelas saat ini susah banget air bersih sumur tidak keluar airnya lagi. Hanya mata air ini jadi andalan warga," kata Tarmi, warga lain.

Total ada sekitar 20 Kepala Keluarga (KK) di Desa Gandong yang memgalami krisis air bersih sejak empat bulan terakhir. Sebelum ada bantuan dari pemerintah setempat warga akan tetap mengkonsumsi air dari mata air di  lubang pinggiran waduk Pondok ini.

3. Kondisi serupa terjadi di Kecamatan Pitu

Susahnya Warga Ngawi, Belah Hutan, Naik Turun Bukit Demi Air BersihKrisis air bersih desa Cantel Kecamatan Pitu Ngawi. Dokumentasi Istimewa

Kondisi serupa juga dialami oleh warga Dusun Krawong, Desa Cantel, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi. Mereka terpaksa berburu ke mata air ke tengah hutan sejauh 2 kilometer. Mereka memanfaatkan sumber mata air di hutan yang merupakan sumur kecil yang dibangun melalui swadaya masyarakat. 

Selain harus berjalan kaki, warga juga harus antre. Maklum, tak sedikit warga yang juga mencari sumber air bersih. Dusun Krawong sendiri dihuni  sebanyak 17 Kepala Keluarga (KK) yang diisi 200 jiwa. 

Warga bernama Supriyati misalnya, ia mengaku harus bolak balik sejauh 2 kilometer untuk mendapatkan air bersih. "Bisa lima kali bolak balik menempuh jarak 2 kilometer untuk ambil air mas. Bantuan air bersih yang dijanjikan dari pemerintah mana, belum ada sampai sekarang ini. Padahal sudah hampir sebulan ini kami kesulitan," kata Supriyati, Selasa (22/08/2023). 

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Sukirah. Ia pun berharap pemerintah setempat segera menyalurkan bantuan air bersih. "Dulu dijanjikan air bersih, tapi hingga kini airnya tidak pernah keluar. Warga ya gini harus mencari air hingga ke hutan untuk memasak," ujarnya.

Baca Juga: Hutan di Lereng Gunung Lawu Ngawi Kembali Terbakar

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya