Pelaku Usaha Kecil di Ngawi Mengaku Kesulitan Mendapatkan LPG 3 Kg

Kelangkaan sudah terjadi sejak 3 pekan terakhir

Ngawi, IDN Times - Tiga pekan terakhir, masyarakat kecil di Kabupaten Ngawi Jawa Timur, khususnya para pemilik warung makan dan angkringan, dibuat kelimpungan akibat kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram. Kondisi ini memaksa mereka harus mengantre di pangkalan karena stok gas LPG 3 kilogram kosong di tingkat pengecer.

Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina Magetan-Ngawi, Hamdan Abdurrahman membantah adanya kelangkaan saat ini. Ia mengaku sudah keliling pangkalan dan tidak ada kelangkaan.

"Kami sudah keliling dan tidak ada kelangkaan. Kami Pertamina juga tidak mengurangi penyaluran LPG di kab Ngawi. penyaluran normal, tanggal merah 1 Juni dan 17 Juni ada extra dropping," terang Hamdan, Selasa (4/6/2024).

1. Sudah pakai KK-KTP tetap tak dapat

Pelaku Usaha Kecil di Ngawi Mengaku Kesulitan Mendapatkan LPG 3 KgGas LPG di Kabupaten Ngawi sulit didapat. Bila pun ada harganya Rp25 ribu. IDN Times/ Riyanto.

Sementara itu, Pada street food barat Alun-alun Kota Ngawi. Para pemilik warung makan terpaksa menggunakan arang sebagai alternatif, meskipun arang juga sulit didapatkan.

Hal serupa dialami oleh pemilik angkringan di Jalan Ronggowarsito, Kelurahan Karangtengah, Kota Ngawi. Meskipun sudah mendatangi sejumlah pengecer, mereka tetap tidak mendapatkan gas LPG 3 kilogram akibat stok kosong.

Selain itu, para pemilik warung makan dan angkringan harus membawa fotokopi KTP dan KK saat mendatangi pangkalan gas. Namun, usaha mereka tetap sia-sia karena gas LPG  3 kilogram masih tidak tersedia. 

Baca Juga: Tolak RUU Penyiaran, Puluhan Wartawan Jalan Mundur Datangi DPRD Ngawi

2. Marak pengunaan gas elpiji 3 Kg oleh pengusaha besar

Pelaku Usaha Kecil di Ngawi Mengaku Kesulitan Mendapatkan LPG 3 KgGas LPG sulit didapat para pelaku usaha kecil warung makan dan angkringan terpaksa gunakan arang. IDN Times/ Riyanto.

Diduga kelangkaan LPG ini disebabkan oleh maraknya penggunaan gas bersubsidi oleh pemilik rumah makan besar. Hal ini yang membuat pelaku usaha kecil kesulitan mendapatkan gas bersubsidi itu.

"Pokoknya susah sekali mencari gas, kadang sampai ke desa-desa tetap tidak mendapatkan. Diduga banyak digunakan para pemilik rumah makan besar," kata Harni, pemilik warung.

Nanang, pemilik angkringan, menambahkan, Ia mampu membeli yang 3 kilogram, tapi sulit mendapatkannya. Bila pun adanya sangat mahal bisa sampai Rp25 ribu. 

"Sudah tiga pekan mencari ke sana kemari tetap kosong, meski membawa KTP dan KK serta antre, tetap tidak kebagian," ungkap Nanang jengkel

3. Masyrakat mengaku resah

Pelaku Usaha Kecil di Ngawi Mengaku Kesulitan Mendapatkan LPG 3 KgGas LPG sulit didapat para pelaku usaha kecil warung makan dan angkringan terpaksa gunakan arang. IDN Times/ Riyanto.

Banyak warga menduga bahwa kelangkaan gas LPG 3 Kg itu disebabkan oleh penggunaan oleh rumah makan besar. Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina Magetan-Ngawi, Hamdan Abdurrahman mengaku sudah rutin melakukan pemeriksaan di wilayah Ngawi. Sehingga ia memastikan hal itu tidak terjadi.

"Sasaran kami Horeka (hotel Resto Kafe) untuk memastikan menggunakan LPG NPSO. kami jg bekerja sama dengan agen LPG NPSO untuk support kegiatan ini," tegasnya.

Hamdan mengatakan jika pada rumah makan besar dan perhotelan kedapatan menggunakan LPG PSO atau LPG 3kg, maka langsung tabung tersebut diganti dengan LPG NPSO (Bright Gas).

"Sesuai dengan SE Dirjen Migas No. B-2461/MG.05/DJM/2022 dilarang bagi Horeka, usaha peternakan, pertanian, jasa las, batik dan binatu mengunakan LPG 3kg. Kami juga sudah menyebarkan flyer ini di setiap pangkalan 3kg, agar tidak melayani konsumen tersebut," pungkas Hamdan.

Baca Juga: 1.110 Aset Tidur di Surabaya akan Disulap, Ada yang Jadi Tempat Wisata

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya