Demi Nomor Antrean, Warga Madiun Rela Bermalam di Rumah Sakit

Pasien mulai datang dini hari

Madiun, IDN Times - Sejumlah peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan rela datang ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Caruban, Kabupaten Madiun hampir setiap dini hari. Mereka melakukannya demi mendapatkan nomor antrean urutan kecil di loket untuk pelayanan sejumlah poli pemeriksaan seperti mata, penyakit dalam, dan kandungan.

Berdasarkan pantauan IDN Times Jatim, pada Selasa (23/4) dini hari, pengambilan nomor antrean itu berlangsung di depan gedung rumah sakit. Seorang petugas keamanan melayani setiap orang yang mengambil nomor antrean untuk periksa. Nomor urutan kecil yang ditaruh di lubang bawah kemudi sepeda motor matic menjadi incaran.

"Yang (urutannya) lebih kecil apa nggak ada lagi, pak?" tanya salah seorang perempuan yang menerima nomor antrean 39.

Baca Juga: Lebaran, PT KAI Daop 7 Madiun Siapkan 1.252 Tempat Duduk Gratis 

1. Berharap dapat nomor dengan urutan kecil

Demi Nomor Antrean, Warga Madiun Rela Bermalam di Rumah SakitIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Perempuan asal Desa Kajang, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun itu mengaku berangkat dari rumah pukul 00.30 WIB. Kemudian, tiba di RSUD pukul 01.00 WIB dan langsung mencari petugas keamanan yang melayani nomor antrean berobat.

"Berangkat malam dengan harapan dapat nomor kecil, tapi tetap saja 39," ungkapnya kepada IDN Times.

Sementara itu, petugas keamanan yang melayani pengambilan nomor menyatakan bahwa beberapa lembar diberikan kepada calon pasien yang rumahnya jauh dari rumah sakit. Ia mengaku tidak tega, apalagi mereka yang hendak kontrol kesehatan itu bermalam di rumah sakit.

"Kalau warga dari Klangon (Saradan), Gemarang kasihan juga," ujar pria petugas keamanan itu. Perlu diketahui, jarak antara RSUD Caruban dengan Desa Klangon maupun Desa Gemarang sekitar 25 kilometer. Adapun akses jalannya melintasi kawasan hutan dengan medan naik-turun lantaran kedua desa itu berada di wilayah pegunungan.

2. Dampak mesin pencetak nomor rusak

Demi Nomor Antrean, Warga Madiun Rela Bermalam di Rumah SakitIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Kasih (62), warga Desa Babadan Lor, Kecamatan Balerejo, yang juga rela bermalam di rumah sakit setelah mengambil nomor antrean, mengatakan bahwa kondisi itu sudah berlangsung tiga bulan terakhir. Menurutnya, penyebabnya karena mesin pencetak nomor antrean periksa kesehatan di RSUD rusak dan tak kunjung diperbaiki. 

Perempuan yang menderita tulang keropos atau osteoporosis ini sudah enam bulan ini rutin kontrol kesehatan di RSUD Caruban. Setiap Selasa dini hari ia mengambil nomor antrean dari seorang petugas keamanan. Setelah itu, ia menunggu proses pelayanan berlangsung pada pagi harinya.

"Saya ke sini (RSUD) di antar suami, tapi setelah ambil nomor, suami saya pulang dan saya memilih menunggu di rumah sakit biar tidak bolak-balik," Kasih menjelaskan. 

3. Sebagian titip pada karyawan RSUD

Demi Nomor Antrean, Warga Madiun Rela Bermalam di Rumah SakitIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Selain mengantre sendiri, pengambilan nomor untuk periksa kesehatan bagi sebagian warga juga dititipkan kepada karyawan RSUD. Ny Edi, warga Dusun Kampung Baru, Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan, mengaku meminta tolong kepada tetangganya yang bekerja di rumah sakit untuk mengambilkan nomor antrean periksa. 

"Baru pertama ini (periksa di RSUD Caruban), biasanya di Nganjuk. Orang yang saya titipin juga tidak mau dikasih uang, mungkin baru pertama minta tolong," ungkap perempuan paruh baya itu. 

4. Kondisi ini sudah sekian lama berlangsung

Demi Nomor Antrean, Warga Madiun Rela Bermalam di Rumah SakitIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Kabag Humas RSUD Caruban, Yoyok Andi Setyawan, mengatakan pengambilan nomor antrean periksa kesehatan pada malam hari atas permintaan pasien. Menurut dia, kondisi itu terjadi setahun lalu.

"Dulu memang seperti itu. Tetapi, sejak awal 2018 sudah ditertibkan meskipun terkadang harus menahan iba karena pasien datang dari rumah yang jauh," kata dia dikonfirmasi IDN Times, Jumat (26/4).

5. Mesin rusak karena kesalahan pemakaian sebelumnya

Demi Nomor Antrean, Warga Madiun Rela Bermalam di Rumah SakitIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Disinggung ihwal kerusakan mesin pencetak nomor antrean, Yoyok menyatakan sudah beberapa kali terjadii lantaran kesalahan pemakaian sebelumnya. Pembahasan dan penanganan permasalahan itu sudah dilakukan jajaran manajemen rumah sakit.

"Sudah normal. Sekarang eror lagi, ya? Coba saya konfirmasi dulu ke penanggungjawabnya," ujar Yoyok.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Stok Sejumlah Bahan Pokok di Madiun Kurang 

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya