Penganiayaan Santri hingga Tewas, Ponpes Gontor Jamin Tak Tutupi Kasus

Seorang santri asal Palembang tewas

Ponorogo, IDN Times – Juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo, Noor Syahid menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen mengikuti proses hukum dari dugaan penganiayaan yang mengakibatkan seorang santri berinisial Albar Mahdi (17) meninggal dunia.

Santri asal Palembang, Sumatera Selatan ini diduga dianiaya oleh kakak kelasnya saat kegiatan perkemahan pada Agustus lalu. Menurut Noor, pihak pesantren sama sekali tidak berniat menutup-nutupi kasus dugaan penganiyaan tersebut. “Apalagi sampai menghalang-halangi proses hukum pengungkapan kasus ini,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Selasa (6/9/2022) malam.

1. Harapkan kasus diselesaikan secara terbuka dan transparan

Penganiayaan Santri hingga Tewas, Ponpes Gontor Jamin Tak Tutupi KasusKoordinasi antara penyidik Satreskrim Polres Ponorogo dengan pengurus Pondok Modern Darussalam Gontor dalam penyelidikan kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan seorang santri tewas. Dok.IDN Times/Istimewa

Sebaliknya, ia melanjutkan, pihak pesantren Gontor berharap agar kasus itu dapat diselesaikan secara terbuka dan transparan sesuai aturan hukum yang berlaku. Tentunya komitmen itu juga didukung oleh pihak keluarga almarhum dan aparat kepolisian.

“Sebagai bentuk komitmen itu, alhamdulillah pada hari ini, Selasa, 5 September 2022 telah digelar olah TKP (tempat kejadian perkara) oleh pihak Kepolisian Resor Ponorogo di lingkungan Pondok Modern Gontor,” Noor Syahid menjelaskan.

Baca Juga: Santri Gontor Meninggal Saat Kemah, Kemenag Jatim Minta Usut Tuntas

2. Serahkan penyampaikan informasi seputar kejadian pada polisi

Penganiayaan Santri hingga Tewas, Ponpes Gontor Jamin Tak Tutupi KasusWali Santri Gontor Minta Keadilan Karena Anaknya Tutup Usia Tak Wajar (IDN Times/Instagram Soimah)

Dengan berlangsungnya proses penyelidikan, maka ia menuturkan, pihak PMDG menyerahkan penyampaian informasi tentang kronologis dugaan penganiayaan itu kepada kepolisian. Ini termasuk motif yang melatarbelakangi kejadian yang mengakibatkan meninggalnya Albar pada Senin (22/8/2022) pagi.

Pada hari yang sama, jenazah almarhum diantar ke rumah duka di Palembang untuk disemayamkan dan dimakamkan.  Namun, saat itu menemukan kejanggalan dari kematian AM. Salah satunya karena kain kafan pada jenazah terdapat bercak darah hingga diganti dua kali.

Sementara itu, Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan. Salah satu upaya dalam mengumpulkan bahan keterangan dengan melakukan olah TKP di lingkungan pesantren.

Selain itu, sembilan saksi telah dimintai keterangan. Mereka terdiri dari santri, pengasuh santri, dan dokter rumah sakit Gontor. Hingga kini, ia mengatakan tidak menghadapi kendala berarti dalam proses penyelidikan. “Pihak pondok juga kooperatif dan terbuka,” ujar dia.

3. Penganiayaan terungkap usai video viral di akun instagram Hotman Paris"

Penganiayaan Santri hingga Tewas, Ponpes Gontor Jamin Tak Tutupi KasusWali Santri Gontor Minta Keadilan Karena Anaknya Tutup Usia Tak Wajar (IDN Times/Instagram Hotman Paris)

Kasus dugaan penganiayaan itu baru tersebar pada awal September 2020. Ini setelah video pernyataan Soimah, ibu AM diunggah di akun instagram @hotmanparis.official. Kepada pengacara kondang Hotman Paris Hotman Hutapea, perempuan itu mengadu tentang kejadian yang dialami anaknya.

Tak berselang lama, unggahan video itu viral di media sosial. Polisi akhirnya bergerak dengan mulai menyelidiki kasus dugaan penganiayaan yang menimpa salah seorang santri PMDG. Langkah ini disusul dengan sikap pihak pesantren yang memberikan keterangan resmi tentang dugaan tindak kekerasan tersebut.

Baca Juga: Ada Dua Santri Lain yang Jadi Korban Dugaan Penganiayaan di Gontor 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya