Musim Hujan, BPBD Madiun Aktifkan Pendeteksi Banjir

Madiun, IDN Times – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun memetakan potensi kerawanan banjir dan tanah longsor saat musim hujan. Ini berdasarkan pengalaman sebelumnya dan kondisi geografis daerah yang berupa pegunungan dan dataran rendah.
“Untuk banjir potensinya di wilayah Kecamatan Madiun, Wungu, Balerejo, dan Pilangkenceng,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Muhamad Zahrowi, Sabtu (21/12).
1. Pendeteksi banjir yang terpasang di empat titik telah diaktifkan
Peta kerawanan banjir berdasarkan keberadaan beberapa kali yang aliran airnya seringkali meluber setiap musim hujan. Kali yang melintasi wilayah itu, salah satunya Jerohan, yakni anakan sungai Bengawan Madiun. Adapun airnya menuju ke daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo.
Oleh karena itu, pihak BPBD telah mengaktifkan fungsi early warning system (EWS) atau sistem peringatan atau pendeteksi banjir di empat lokasi rawan banjir. Alat itu terpasang di daerah aliran suKali Jerohan yang masuk wilayak Kecamatan Wonoasri, Kebonsari, Balerejo, dan Madiun.
2. Curah hujan diprediksi meningkat pada Desember – Januari 2020
Di saat debit air di kali meningkat drastis dengan ketinggian tertentu, Menurut Zahrowi, EWS akan memberikan peringatan kepada warga di daerah rawan banjir untuk bersiaga. Dengan demikian diharapkan ketika banjir terjadi, upaya penyelamatan diri dapat dilakukan lebih dini.
“Fungsi alatnya (EWS) normal dan sudah kami cek. Warga diharapkan lebih waspada karena sesuai prediksi BMKG curah hujan semakin meningkat pada Desember hingga Januari nanti,” jelas mantan Camat Dagangan ini.
3. Kawasan Pegunungan Wilis masuk zona rawan longsor
Selain itu, EWS pendeteksi tanah longsor yang dipasang di wilayah Kecamatan Dagangan juga diaktifkan beberapa waktu lalu. Alat itu juga memiliki fungsi sama, yakni sebagai pendeteksi atau peringatan tentang kebencanaan.
“EWS tanah longsor hanya ada satu buah meski tingkat kerawanan tanah longsor berada di kawasan Gunung Wilis,” ujar Zahrowi.
Adapun daerah di kawasan pegunungan itu meliputi wilayah Kecamatan Gemarang, Kare, Wungu, Dagangan, dan Dolopo.
4. Puting beliung yang menerjang akibat kerugian Rp 10 juta
Banjir dan tanah longsor, ia melanjutkan, merupakan potensi bencana yang perlu diwaspadai selama beberapa waktu ke depan. Namun, pada awal musim hujan kali ini puting beliung telah menerjang sejumlah wilayah selama beberapa waktu terakhir.
Angin kencang yang menyertai hujan itu mengakibatkan sejumlah rumah rusak. Tidak itu saja, pohon juga banyak yang tumbang. “Nilai kerugian materialnya sekitar Rp 7,5 juta hingga Rp 10 juta untuk kategori kerusakan ringan, sedang, dan berat,” tutur Zahrowi.
Baca Juga: Dua Perlintasan Sebidang di Kabupaten Madiun Dilengkapi Palang Pintu