Jatim Tertinggi Kasus PMK, Begini Kondisi Peternak Sapi di Madiun

Penjualan merosot tajam saat menjelang Idul Adha

Madiun, IDN Times – Penyakit mulut dan kuku (PMK) tengah mewabah di Indonesia. Berdasarkan data dari laman siagapmk.id pada Kamis (7/7/2022) siang, sebanyak 333.005 hewan ternak seperti sapi, kerbau, domba maupun kambing dari 235 kabupaten/kota di 22 provinsi terjangkit penyakit ini.

Jawa Timur tercatat sebagai provinsi dengan kasus tertinggi. Sebanyak 134.996 ekor ternak tertular PMK. Kondisi ini berdampak signifikan terhadap roda perekonomian, salah satunya para peternak. Masa panen setiap menjelang Idul Adha kali ini tidak bisa dinikmati seperti halnya tahun-tahun sebelumnya.

1. Penjualan merosot empat kali lipat

Jatim Tertinggi Kasus PMK, Begini Kondisi Peternak Sapi di MadiunSuasana di pasar hewan, Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika Dian

Kiswanto, salah seorang peternak sapi di Kabupaten Madiun mengungkapkan bahwa jumlah hewan ternaknya yang terjual hanya 15 ekor hingga sepekan menjelang Idul Adha. Tingkat penjualan itu merosot hingga lebih dari empat kali lipat dibandingkan dengan momentum serupa pada tahun lalu.

“Idul Adha kemarin jumlah sapi yang terjual sebanyak 63 ekor. Pembelian mulai berlangsung sejak sebulan sebelum hari H,” kata dia saat ditemui di kediamannya di Dusun Tempuran, Desa Bajulan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kamis (7/7/2022).

2. Harga tetap stabil tapi permintaan merosot

Jatim Tertinggi Kasus PMK, Begini Kondisi Peternak Sapi di MadiunPetugas gabungan melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap ternak sapi dari potensi penyebaran PMK di Kabupaten Madiun, Jumat (13/5/2022). IDN Times/Nofika D.N

Anjloknya penjualan sapi membuat Kiswanto tak dapat merasakan masa panennya para peternak sapi. Bila tahun lalu, ia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp1,5 miliar tapi kali ini hanya Rp 450 juta. Nilai sebanyak itu jika harga per ekor sapi rata-rata Rp 30 juta. Sedangkan harga per ekor sapi jenis limosin, simental, dan peranakan ongole yang dijual berkisar antara Rp 20 – Rp 50 juta.

“Sapi-sapi itu ada yang dari kandang dan ada yang dari luar kandang,” ujar bapak dari dua anak itu kepada IDN Times.

Baca Juga: Data Kasus PMK di Tulungagung Kurang Valid, Pemkab Fokus Stok Obat

3. Tidak masukkan hewan ternak dari luar ke kandang

Jatim Tertinggi Kasus PMK, Begini Kondisi Peternak Sapi di MadiunKondisi sapi yang mengalami gejala penyakit mulut dan kuku. (Dok URC Disnak Keswan Jateng)

Sapi dari kandang yang dijual telah dinyatakan sehat dari penyakit. Gejalanya seperti, keluar air liur dan nafsu makannya menurun. Kiswanto tidak mengetahui secara pasti tentang penyakit yang diderita sapinya.

Untuk penyembuhannya, ia memberikan ‘jamu’ dari bahan empon-empon, seperti kunyit, temulawak, kencur yang dicampur dengan gula merah, gula putih dan air. “Sebagian sapi di kandang, tiba-tiba sakit. Padahal, saat PMK mewabah saya tidak memasukkan sapi dari luar,” ujarnya.  

Sedangkan sapi dari luar kandang yang dijual merupakan milik peternak lain yang telah diberi uang muka. Kemudian, mendekati hari H Idul Adha dilunasi untuk dikirim kepada pembeli. “Selama PMK ini saya tetap membeli sapi dari peternak lain. Tapi, sapinya tetap di kandang mereka,” ujar Kiswanto.

Teknis semacam itu karena lalu lintas hewan ternak antardaerah dibatasi. Ini untuk mengendalikan penyakit PMK yang tengah mewabah. Bahkan, pasar hewan di Nganjuk dan Ngawi yang menjadi tujuan penjualannya ditutup.

Baca Juga: Cerita Muhdi, Rugi Puluhan Juta Setelah Sapi Sekandang Kena PMK

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya