Rapid Test, 31 Santri Pesantren Temboro Reaktif COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Magetan, IDN Times – Sebanyak 305 santri Pondok Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan menjalani rapid test. Dari hasil dari tes cepat yang berlangsung selama dua hari, yakni Selasa (21/4) hingga Rabu (22/4) diketahui sebanyak 31 santri dinyatakan reaktif virus corona atau COVID-19.
Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Didik Setyo Margono, menyatakan bahwa hasil rapid test belum dapat dijadikan dasar untuk menentukan seseorang positif atau negatif terinfeksi COVID-19. “Masih harus ditindaklanjuti dengan tes swab,” kata dia, Rabu (22/4).
1. Langsung dikarantina di Kompleks Saridin
Untuk kebutuhan tes swab, spesimen puluhan santri positif COVID-19 versi rapid test dikirim ke Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya. Sembari menunggu hasil uji laboratorium, 31 santri yang mayoritas berasal dari Malaysia dikarantina di Kompleks Saridin, Pesantren Al-Fatah, Temboro.
“Santri yang hasil rapid test-nya positif ada juga yang berasal dari Indonesia. Hasil tes swab nanti belum tentu positif,” ujar Didik.
2. Pemprov Jatim kirim 1.000 alat rapid test
Rapid test bagi santri Pesantren Al-Fatah dilakukan setelah diumumkannya 43 santri setempat yang dinyatakan positif. Puluhan santri itu pulang ke negara asalnya, yakni Malaysia. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Kementerian Kesehatan Malaysia menyatakan mereka positif terinfeksi COVID-19.
Pemberitaan itu membuat Pemerintah Provinsi Jawa Timur kalang kabut. Sebanyak 1.000 alat rapid test beserta petugas medis dikirim ke Pesantren Al-Fatah di Desa Temboro, Magetan. Tes cepat kemudian dilakukan.
Baca Juga: Pemprov dan Pemkab Magetan Tolak Temboro Disebut Sebagai Klaster
3. Pihak pondok merasa terkejut
Pemberitaan tentang 43 santri yang positif juga membuat pihak pengurus pesantren terkejut. Salah seorang Pengurus Harian Pesantren Al-Fatah, Muhammad Syafiq mengaku ragu dengan informasi tentang santrinya yang dinyatakan positif corona. “Tiba-tiba dikejutkan dengan berita seperti ini,” ujar dia.
Keraguan Syafiq bukan tanpa alasan. Selama ini, menurut dia, protokoler kesehatan yang disampaikan senantiasa dijalankan. Para santri diwajibkan cuci tangan menggunakan sabun dan pemakaian hand sanitizer.
4. Santri pondok juga diminta berjemur selama pandemi COVID-19
Bahkan, setiap kendaraan yang masuk pintu gerbang pondok selalu disemprot disinfektan. Suhu tubuh bagi siapa saja yang melintasi gerbang juga dicek. Jaga jarak fisik minimal satu meter antara warga pondok juga diterapkan “Kami, juga memprogramkan kegitan berjemur,” ujar dia.
Selain itu, ribuan santri yang hendak dipulangkan juga menjalani tes kesehatan oleh petugas Dinkes Magetan. Mereka yang akan kembali ke kampung halaman harus mengantongi surat keterangan sehat.
Baca Juga: Hasil Tracing Sementara, 200 Santri Temboro Negatif COVID-19