Hapus Stigma PKI 1948, Madiun Wacanakan Pendirian Prasasti Lubang Sudo

Bakal menambah destinasi wisata sejarah

MADIUN, IDN Times – Pemerintah Kabupaten Madiun mewacanakan pendirian prasasti di Lubang Sudo, Desa Kresek, Kecamatan Wungu. Lokasi itu digunakan sebagai tempat membuang jenazah yang dibantai anggota PKI pada 1948.

Mayat sejumlah kiai dan tokoh muslim lain dibuang ke lubang itu. Lantas, tulang belulang yang masih tersisa diangkat untuk dipindahkan pada 1992 silam. “Prasasti diwacanakan didirikan di sana sebagai tanda terjadinya pemberontakan di Madiun,’’ kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Madiun, Agus Budi Wahyono, Sabtu (24/11).

Baca Juga: "Bukan Melulu PKI": Warga Madiun Melihat Kembali Sejarah Kota Mereka

1. Wacana pendirian prasasti Lubang Sudo untuk wisata sejarah

Hapus Stigma PKI 1948, Madiun Wacanakan Pendirian Prasasti Lubang SudoIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Agus menjelaskan wacana pendirian prasasti Lubang Sudo untuk menambah destinasi wisata sejarah. Karena lokasinya yang berdekatan dengan Monumen Kresek, diharapkan mampu menggugah semangat warga maupun pelajar untuk mempelajari masa silam yang suram.

Stigma akibat pemberontakan PKI di Madiun dinilai Agus masih melekat hingga sekarang. “Salah satu tujuan adanya wacana pendirian prasasti (Lubang Sudo), untuk menghapus citra negatif itu. Kasihan generasi muda sekarang,’’ ujar dia kepada IDN Times.

2. Pemkab gelar seminar dengan narasumber saksi keganasan PKI 1948

Hapus Stigma PKI 1948, Madiun Wacanakan Pendirian Prasasti Lubang SudoIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Langkah awal yang mengiringi wacana pendirian prasasti Lubang Sudo, Pemkab Madiun menggelar seminar di kawasan tersebut, Jumat (23/11). Kegiatan itu dihadiri Bupati Madiun, Ahmad Dawami; Wakil Bupati Madiun, Hari Wuryanto; Forum Komunikasi Pimpinan Daerah; jajaran pejabat di lingkugan pemerintah setempat, dan warga. 

Adapun narasumber dalam seminar bertajuk ‘Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa’ ini adalah pelaku sejarah. Mereka di antaranya KH Muksinun, saksi mata penggalian Lubang Sudo untuk mengangkat jenazah korban PKI 1948.

Selain itu, KH Mahfud, penggali jasad korban PKI; Suwanto Paimun, penemu titik pertama jasad yang dibantai dan dikubur di Lubang Sudo; serta Sumaryono putra dari saksi hidup korban keganasan PKI. 

“(Saat seminar) saya sekelumit menceritakan tentang pencarian kuburan itu (Lubang Sudo). Untuk mencari butuh waktu lama, tiga tahun,’’ kata KH Muksinun.

3. Pelaku sejarah minta diberi ruang jika prasasti Lubang Sudo didirikan

Hapus Stigma PKI 1948, Madiun Wacanakan Pendirian Prasasti Lubang SudoIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Disinggung soal wacana pendirian prasasti di Lubang Sudo, KH Muksinun menyatakan senang. Sebab, dinilai mampu meluruskan sejarah masa lampau. Selain itu, ia berharap agar nantinya prasasti juga dapat mengangkat perekonomian warga setempat.

“Itu lebih baik, asal masyarakat sini yang memetik (hasil). Karena dulu mencarinya sulit,’’ ungkap pria berusia 65 tahun itu. 

Baca Juga: Polisi Tangkap Penyebar Hoaks yang Sebut Jokowi Anggota PKI

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya