94 Santri Temboro Asal Kabupaten Madiun akan Di-Rapid Test Kedua
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun, IDN Times - Sebanyak 94 santri Pondok Pesantren Al-Fatah, Temboro, Magetan asal Kabupaten Madiun bakal mengikuti rapid test kedua. Upaya ini kembali dilakukan untuk memastikan kondisi imunitas mereka.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Soelistyo Widyantono mengatakan, rapid test kedua bakal dilangsungkan pada Senin pekan depan (4/5). Adapun lokasinya di beberapa puskemas yang ditunjuk Gugus Tugas Percepatan Penangangan COVID-19 Kabupaten Madiun.
1. Santri Temboro menjadi perhatian Gugus Tugas Kabupaten Madiun
Menurut dia, pada uji cepat pertama pekan lalu, 94 santri itu diketahui nonreaktif COVID-19. Namun, hasil itu belum dapat dijadikan patokan mengukur tingkat kesehatannya. “Keberadaan santri Temboro menjadi atensi kami, karena sebelumnya banyak dinyatakan yang positif,” ujar Soelis saat dihubungi IDN Times, Jumat (1/5).
Di Kabupaten Magetan, dari 45 warga yang dinyatakan positif COVID-19 sebagian besar merupakan santri Temboro. Sedangkan di Kabupaten Madiun, dari 104 santri yang baru pulang dari pondok itu dinyatakan reaktif.
2. Sepuluh santri dikarantina di RSUD
Sepuluh santri Temboro yang hasil rapid test-nya reaktif langsung dikarantina di RSUD Caruban dan RSUD Dolopo, Kabupaten Madiun. Spesimen mereka diambil dengan menggunakan metode swab. Lantas, dikirim ke laboratorium tunjukan pemerintah di Surabaya untuk diperiksa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction).
Hingga hari ini belum diketahui hasil dari uji laboratorium tersebut. Kendati demikian, Gugus Tugas COVID-19 telah melakukan tracing atau penelusuran kepada para pihak yang pernah melakukan kontak langsung. Sejumlah anggota keluarga mereka diminta melakukan isolasi di rumah.
Baca Juga: Hasil Rapid Test, Enam Santri Temboro Asal Tuban Reaktif COVID-19
3. Keberadaan santri Temboro terus ditelusuri
Ditanya tentang kemungkinan adanya santri Temboro asal Kabupaten Madiun yang belum terdeteksi, Soelis menyatakan masih tetap ada. Namun, hingga kini baru terdata 104 santri yang tersebar di 15 kecamatan itu.
Oleh karena itu, seluruh elemen terkait termasuk pihak RT di setiap desa diminta untuk memantau warganya. Apabila diketahui ada warganya merupakan santri Temboro yang baru pulang, diharapkan untuk segera melaporkan ke Gugus Tugas COVID-19.
Baca Juga: Mengenal Ponpes Al Fatah Temboro, Pesantren yang Jadi Klaster Baru