Kemarau, Panen Garam di Pamekasan Melimpah Ditengah Krisis Air Bersih

Dilema kemarau panjang

Pamekasan, IDN Times - Petani garam di Kabupaten Pamekasan girang. Pasalnya, panen garam mereka melimpah dan memiliki kualitas A. Mereka kian riang karena harga jual garam juga bagus. Begitulah yang diucapkan Suparto (60), petani garam di Desa Pademawu. Desa Pademawu sendiri adalah salah satu desa penghasil garam terbesar di Pamekasan. 
 

Baca Juga: Kemarau, 9.000 Jiwa di Magetan Kesulitan Air Bersih

1. Kemarau menjadi berkah

Kemarau, Panen Garam di Pamekasan Melimpah Ditengah Krisis Air Bersihmetrotvnews.com

Suparto mengatakan nasib baik petani garam itu tidak lepas dari dukungan cuaca. Kemarau panjang tahun ini jadi  berkah bagi mereka yang mengais rejeki di ladang garam. Dia mencontohkan, dari ladang garam miliknya berukuran 20x70 meter persegi, garam yang dihasilkan mencapai 9 ton, padahal biasanya saat panen hanya mampu menghadilkan 4 sampai 5 ton.

"Panen juga lebih cepat. Sekarang garam sudah bisa dipanen dalam 12 hari. Biasanya tiga minggu baru panen,"  kata dia, Senin (15/10).
 

2. Di desa lain kemarau sebabkan krisis air

Kemarau, Panen Garam di Pamekasan Melimpah Ditengah Krisis Air BersihANTARA FOTO/Zabur Karuru

Kemarau mungkin jadi berkah bagi petani garam. Tapi di desa lain, wilayah Pamekasan, kemarau panjang jadi musibah. Alasannya, kemarau memicu krisis air bersih di puluhan desa. Sumur, sungai dan sumber air lainnya menjadi surut. Banyak warga di Pamekasan bergantung pada bantuan air bersih dari pemerintah daerah. 

3. Ratusan dusun mengalami langka air

Kemarau, Panen Garam di Pamekasan Melimpah Ditengah Krisis Air Bersih(Dampak kemarau di Lamongan) ANTARA FOTO/Zabur Karuru

BPBD Pamekasan mencatat jumlah dusun yang terdampak kemarau terus bertambah. Hingga Oktober 2018 terdapat 315 dusun yang dilanda kelangkaan air bersih.

"Dusun-dusun ini tersebar di 80 desa, di 13 kecamatan," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat BPBD Pamekasan, Budi Cahyono.

BMKG, kata Budi, memprediksi kemarau panjang masih akan berlangsung hingga November mendatang. Kabar baiknya, antara Oktober-November. BMKG memperkirakan hujan akan mulai turun meski hanya sesekali.

Baca Juga: Mumpung Masih Musim Kemarau, 6 Wisata Air di Jogja ini Patut Dicoba

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya