Sulit Tidur, Pengungsi Erupsi Semeru Alami Pusing hingga Gatal-gatal

Perempuan dan Anak-anak tidur alas tikar

Lumajang, IDN Times - Sejumlah pengungsi korban bencana erupsi Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang mengalami pusing, batuk hingga gatal-gatal. Kondisi tersebut diduga karena dampak abu vulkanik yang terpantau masih turun hingga malam ini.

Apalagi, kondisi para pengungsi tidur di ruangan terbuka di Kantor Desa Sumberwuluh, sehingga memungkinkan debu vulkanik masuk. Pengungsi tidur beralaskan tikar. Ada yang sibuk menenangkan anaknya, berobat dan tidur. Sebagian besar Laki-laki tampak terus berjaga di pinggir jalan.

1. Malam hari semua wajib di pengungsian

Sulit Tidur, Pengungsi Erupsi Semeru Alami Pusing hingga Gatal-gatalBanyak Anak-anak alami gatal-gatal. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Surati (50) salah satu pengungsi mengatakan, dirinya sudah mendapatkan bantuan selimut, makanan cepat saji dan camilan.

"Kalau bantuan sudah ada, cuma yang kurang selimutnya. Tidurnya ya di sini alas tikar. Ya susah tidur, namanya di pengungsian, banyak kepikiran," kata Surati, Minggu (5/12/2021).

Surati mengatakan, sejumlah bantuan sembako yang ia terima sudah dibawa suaminya ke rumah. Ia menyebut, mulai pagi hingga sore, warga diperbolehkan mengunjungi kondisi rumahnya. Namun, saat malam hari semua wajib berkumpul di lokasi pengungsian. Ada yang di kantor desa dan masjid.

"Kalau malam wajib berkumpul di sini semua," jelasnya.

Baca Juga: Lima Jenazah Korban Erupsi Semeru Belum Teridentifikasi 

2. Anak anak alami gatal-gatal

Sulit Tidur, Pengungsi Erupsi Semeru Alami Pusing hingga Gatal-gatalWarga mengungsi di Kantor Desa Sumberwuluh. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Di lokasi pengungsian, terdapat layanan kesehatan untuk gangguan kesehatan ringan. Relawan Kesehatan dari dompet dhuafa, yang berjaga di Desa Sumberwuluh, Muslimah (23) mengatakan, warga rata rata mengalami batuk, pusing dan luka lecet. Sementara untuk Anak-anak banyak yang mengalami gatal-gatal.

"Anak-anak banyak yang mengalami gatal-gatal, selain karena paparan abu vulkanik, ya mereka mandinya jadi satu di sini," jelasnya.

"Tapi kebanyakan alami batuk, pilek, pusing. Juga ada yang luka luka, karena penyakit diabet, jadi lukanya lebih parah," tambahnya.

Muslimah menyebut, layanan kesehatan di pos pengungsian berfungsi untuk

3. Banyak yang luka ringan

Sulit Tidur, Pengungsi Erupsi Semeru Alami Pusing hingga Gatal-gatalPexels.com/KseniaChernaya

Misiyah, salah satu warga pengungsi yang mengalami luka lecet akibat panik. Saat kejadian erupsi Gunung Semeru pada Sabtu sore (4/12/2021) kondisi cuaca gelap dan jaringan listrik padam.

"Pas kejadian itu saya panik lari lari cari senter, karena kondisi gelap, mati listrik. Saya jatuh dan kaki lecet. Takut susah sembuh karena gula darah saya sempat 500," ujar Misiyah.

Dari data jumlah pengungsi yang ditempatkan di Desa Sumberwuluh, terdapat 92 orang dari total 409 di Kecamatan Candipuro.

Sementara total warga yang mengungsi di Kecamatan Pronojiwo berjumlah 305 orang. Sebagian masyarakat mengamankan diri di rumah keluarganya di sekitar ketinggian Dusun Kampung Renteng. Kecamatan Pasirian sejumlah 188 orang.

Data dari BNPB, hingga Minggu (5/12/2021) pukul 17.00 WIB, di Kecamatan Candipuro terdapat 57 orang Luka-luka, dan tiga orang meninggal dunia. Sementara di Kecamatan Pronojiwo terdapat 12 orang luka-luka, dan 7 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Warga yang Rumahnya Rusak karena Erupsi Semeru Dapat Dana Tunggu

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya