Rawan Penyakit, Petani Cabe Banyuwangi Berharap Harga Stabil

Harga jual di petani, minimal Rp 10 ribu bila mau untung

Banyuwangi, IDN Times - Petani Cabai di Kabupaten Banyuwangi berharap harga jual selama memasuki musim penghujan seperti sekarang bisa tetap stabil, minimal di angka Rp25 ribu per kilogram. Saat ini, harga cabai di tingkat petani mencapai Rp45 ribu, sedangkan di pasar tradisional mencapai harga tertinggi hingga Rp60 ribu per kilogram.

"Saat ini musimnya serangan lalat buah, saya sampai kuwalahan. Selian itu juga rawan terkena virus jamur cacar, jadi harus hati hati kalau mau panen," kata Muhammad Nawawi (46), petani cabe besar, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Jumat (17/1).

1. Harga minimal di tingkat petani minimal Rp10 ribu per kilogram agar tak rugi

Rawan Penyakit, Petani Cabe Banyuwangi Berharap Harga StabilCabai yang membusuk terkena serangan lalat buah. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sementara itu, data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur yang dirilis melalui Siskaperbapo, hari ini harga cabe merah besar biasa per Kg rata-rata Rp 60.033. Harga tertinggi berada di Kabupaten Pasuruan Rp68.466 dan terendah di Kabupaten Lumajang Rp 31.333, sementara di Kabupaten Banyuwangi sendiri mencapai harga Rp 56.200

Nawawi melanjutkan, bila dihitung, petani cabe di tingkat petani sering mengalami turun hingga harga Rp3000 - 5000. Dari perhitungan biaya pengelolaan lahan, tanam dan perawatan, Nawawi mengatakan, harga yang membuat petani cabe bisa untung minimal Rp10.000.

"Kalau di bawah Rp 10 ribu, sulit untungnya, meskipun hasil panen cabainya bagus," katanya.

2. Biaya tanam untuk seperempat hektar bisa mencapai Rp5 juta

Rawan Penyakit, Petani Cabe Banyuwangi Berharap Harga StabilMuhammad Nawawi sedang memberikan pestisida ke tanaman cabainya. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Dari perhitungannya, biaya menanam cabai besar bisa menyentuh angka Rp7.600.000 per seperempat hektar, atau minimal Rp5 juta bila sawah yang ditanam tidak menyewa.

Biaya Rp5 juta meliputi pembelian plastik mulsa, lanjaran, pupuk dasar, benih dan pestisida. Biaya tersebut belum termasuk upah pekerja bila mempekerjakan orang dan kiriman pupuk maupun obat tambahan selama perawatan.

"Kalau upah pekerja di sini minimal Rp50 sampai Rp100 ribu per hari, tergantung jenis dan waktu pekerjaan," katanya.

Tiap luasan seperempat hektar bila hasilnya bagus, bisa mencapai panen hingga 2 ton, atau setara penghasilan Rp20 juta bila harganya Rp10 ribu per kilogram.

"Itu kalau cabainya bagus, kalau sampai kena serang lalat buah dan cacar yang jadi musuh terberat kami, bisa hanya panen 4 kwintal, kadang bisa hanya puluhan kilogram," jelasnya.

Baca Juga: 6 Manfaat dari Minyak Cabai yang Bikin Mandi Keringat Saat Makan

3. Rawan gagal panen

Rawan Penyakit, Petani Cabe Banyuwangi Berharap Harga StabilPerangkap lalat buah dengan memodifikasi botol air mineral. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Saat memasuki musim penghujan seperti ini, katanya, tantangan terbesarnya adalah serangan lalat buah dan jamur cacar, sehingga harus mengeluarkan biaya tambahan karena harus menyemprot pestisida 2-3 hari sekali.

"Biasanya kalau nggak banyak serangan lalat buah, saya kasih jeda 4-5 hari sekali," katanya.

"Sekarang harga di tingkat tengkulak Rp45 ribu, cabe milik saya masih 15 hari lagi baru panen, semoga harganya tidak sampai anjlok drastis. Biasanya naiknya harga lambat, turunnya cepat. Kalau perkiraan saya masih bisa merasakan harga Rp25 ribu," ujarnya.

Sementara itu, pedagang di pasar tradisional Muncar Banyuwangi, Masrukah mengatakan, harga cabai besar saat ini mencapai Rp60 ribu. Harga tersebut mulai naik sejak dua pekan terakhir.

"Sekarang cabe besar Rp60 ribu, cabe kecil Rp65 ribu, kalau dua minggu lalu cabe besar masih Rp30 ribuan," katanya.

Baca Juga: Kenalkan Berbagai Jenis Cabai, Kementan Gelar Festival Cabai

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya