Pengungsi Erupsi Gunung Semeru Sempat Panik, Terpancing Kabar Hoaks

Lumajang, IDN Times - Senin (6/12/2021) dini hari Pukul 03.30 WIB, warga yang mengungsi di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang panik. Pantauan IDN Times, warga berhamburan di jalan menggunakan sepeda motor sambil terus menyalakan klakson.
Ada kabar yang entah dari mana, mengatakan terjadi banjir lahar di sungai aliran Gunung Semeru. Kepanikan tersebut terus berlanjut hingga pukul 04.00 WIB dan menyebar hingga masyarakat yang tinggal di bawah atau kawasan timur Desa Sumberwuluh.
1. Terpancing kabar hoaks
Kondisi tersebut juga membuat para pengungsi yang tidur di kantor desa terbangun. Kendati sebagian tetap duduk karena tidak menerima informasi resmi dari petugas BPBD atau pemerintah desa.
"Iya jam setengah empat tadi, karena infonya ada getaran dari atas. Tapi saya tetap tenang karena bukan petugas yang memberi kabar resmi. Kalau petugas yang bilang saya baru takut. Saya tetap di titik aman saja," ujar Sukur (60), kepada IDN Times, Senin (6/12/2021).
Baca Juga: Sulit Tidur, Pengungsi Erupsi Semeru Alami Pusing hingga Gatal-gatal
2. Kepanikan warga
Kondisi warga yang sesekali berbicara kencang bahwa kondisi di hulu sedang banjir, juga membuat warga saling memberi kabar melalui telepon seluler.
"Ya kondisi memang masih trauma, jadi wajar kalau gampang panik. Tapi kalau saya tenang. Sudah 7 kali rumah saya hanyut sejak tahun 1965," katanya.
Kondisi tersebut diperkuat karena keadaan hujan terus mengguyur saat malam hari.
Iwan, YouTuber asal Lumajang menyebut, sebenarnya ada travo listrik yang meledak. Warga panik, karena masih trauma.
"Di bawah panik, sampai nangis nangis, di Krajan," ujar Iwan yang sempat turun mengabadikan momen tersebut.
3. Hujan disertai angin kencang
Sementara itu, hujan disertai angin kencang turun mulai pukul 04.30 WIB. Sebaran abu vulkanik juga terus turun.
Sebelumnya, Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan, pada 5 Desember 2021, awan panas kembali keluar dengan jarak luncur 4000 meter, dari puncak atau 2000 meter dari ujung aliran lava ke tenggara.
Gempa vulkanik tercatat 34 kali akibat gempa letusan erupsi, 2 kali gempa awan panas guguran, 13 kali gempa guguran, 15 kali gempa hembusan dan 1 kali gempa tektonik jauh.
Masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor Tenggara - Selatan.
Baca Juga: Korban Erupsi Gunung Semeru Butuh Masker hingga Obat-Obatan