Menikmati Durian Tanpa Biji dari Banyuwangi

Penuh daging, tanpa biji!

Banyuwangi, IDN Times - Tampak dari luar, durian yang diberi nama boneng ini sama dengan durian pada umumnya. Namun saat dibelah dan dikonsumsi, Anda tidak akan menemukan biji durian, hanya ada daging buah yang manis, ada pahit dan legit.

1. Durian tanpa biji, satu dari puluhan ribu pohon

Menikmati Durian Tanpa Biji dari BanyuwangiIDN Times/ Mohamad Ulil Albab

 

Durian tanpa biji ini sudah ada sejak ratusan tahun silam, jumlahnya hanya ada satu pohon dari puluhan ribu pohon yang ada di Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.

Pohon buah durian non biji ini ada di Desa Songgon, Kecamatan Songgon yang dikelola dan dipasarkan oleh Slamet Hariyadi (40) lebih dari 10 tahun. Meski hanya ada satu pohon, durian produktivitas durian boneng bisa mencapai 200-350 buah per pohonnya.

"Itu memang alami, sudah dari nenek moyang bibitnya. Usia pohonnya sudah tiga generasi mungkin, besar pohonnya saja kalau dipeluk dua kali orang dewasa," ujar Slamet saat dihubungi, Sabtu (11/5).

2. Makan satu dua biji daging durian dijamin puas

Menikmati Durian Tanpa Biji dari BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Slamet melanjutkan, durian boneng ini sudah menjadi primadona bagi pencinta duren. Satu buah duren boneng dia hargai antara Rp 100.000 sampai Rp 200.000, tergantung besar kecilnya.

"Kalau berat duriannya antara 2-4 kilogram. Yang harga Rp 200 ribu itu yang besar, berat 3 kilogram lebih," jelasnya.

Bila dibandingkan, rasa durian boneng memang sangat istimewa, selain bisa kenyang hanya makan dua sampai tiga biji daging, rasanya tidak kalah dengan durian jenis montong yang terkenal dengan ketebalan dagingnya.

Saat dirasakan, durian boneng memang lebih lembut, legit dan sedikit berserat.

"Ini asli lokal. Rasanya beda dengan montong, kalau montong nggak ada pahitnya. Kalau ini ada pahit pahitnya khas lokal," katanya.

Baca Juga: 5 Tips Menyimpan Buah Durian Agar Tetap Lezat dan Enak Dimakan

3. Kembali panen bulan Oktober dan November

Menikmati Durian Tanpa Biji dari BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Slamet sendiri bakal mengembangkan bibit durian boneng di desanya. Saat ini dia sudah memiliki 8-10 keturunan durian boneng hasil turunan induk.

Tidak hanya durian non biji, Slamet juga menjual beragam durian mulai dari jenis durian dengan daging warna pelangi, merah, mentega, oranye dan lokal biasa. Dia berharap durian boneng bisa diakui secara legal, untuk menjadi durian khas Banyuwangi.

"Orang provinsi (dinas) sudah pernah cek ke sini. Mau keluar sertifikat-nya kayaknya," ujarnya.

Saat ini, durian boneng di tempatnya sudah ludes terjual di pasar lokal Banyuwangi dan luar kota. Bila cuaca terus panas, kemungkinan durian boneng masih bakal berbunga kembali, sambil menunggu musim selanjutnya pada bulan Oktober dan November nanti.

"Kalau cuaca membaik bulan 10-11 panen lagi, kalau cuaca panas terus kemungkinan bisa keluar lagi bunganya," ujarnya.

Kecamatan Songgon, Banyuwangi memang terkenal sebagai sentra buah durian. Saat ini luasan tanaman durian mencapai di Songgon mencapai 465 hekatar dengan puluhan ribu pohon durian, dan satu diantaranya berbuah tanpa biji.

Baca Juga: Semarak Malam Ramadan di Banyuwangi Diiringi Festival Patrol

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya