Mengenal Sibat, Komunitas Tanggap Bencana di Banyuwangi

Komunitas sibat terbentuk dari program PMI

Banyuwangi, IDN Times - Selama setahun ke depan, Palang Merah Indonesia (PMI) dan American Red Cross bakal melatih komunitas Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) yang mereka bentuk di kelurahan Tamanbaru dan Mojopanggung di Kabupaten Banyuwangi. Mereka bakal mendapatkan serangkaian pelatihan mengenai tanggap bencana, mitigasi hingga pembuatan konstruksi tahan gempa dari program American Red Cross.

1. Komunitas masyarakat tanggap bencana

Mengenal Sibat, Komunitas Tanggap Bencana di BanyuwangiTahapan komunitas Sibat saat menandai peristiwa kejadian di petabencana.id IDN Times/Mohamad Ulil Albab.

Ketua Sibat Kelurahan Tamanbaru, Novian Dharma Putra mengatakan, Para anggota bakal belajar soal mitigasi bencana, koordinasi tanggap bencana, hingga membuat arsitektur bangunan tahan gempa di bawah arahan PMI selama setahun ke depan.

"Anggota kami masing-masing kelurahan ada 20 orang yang akan dibentuk jadi warga tanggap bencana hingga bisa membangun konstruksi tahan gempa. Kalau sekarang masih fokus di penguatan SDM, untuk pembuatan bangunan tahan gempa di akhir tahun," kata Novian di sela simulasi bencana banjir di samping Kelurahan Tamanbaru, Selasa (11/2).

Bangunan tahan gempa yang bakal dibangun di akhir program, kata Novian didesain seperti rumah kurcaci, dicetak dalam satu cor tanpa pondasi tanam sehingga saat terjadi gempa bangunan tersebut hanya akan bergeser.

"Seperti rumah kurcaci, dicetak dalam satu cor karena ketika tanah gerak dia hanya geser, seperti dicetak kemudian ditaruh di atas tanah. Bentuknya seperti setengah bola, jadi dia rumah satu pintu, projects pertama di Aceh," kata Novian.

2. Simulasi terjadi bencana banjir

Mengenal Sibat, Komunitas Tanggap Bencana di BanyuwangiKomunitas Sibad bersama PMI dan Polisi saat menggelar simulasi tanggap bencana banjir. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Saat ini, komunitas Sibat yang terdiri dari masyarakat kelurahan Tamanbaru dan Mojopanggung sendiri, sedang belajar mengaplikasikan reaksi ketika terjadi bencana banjir.

Saat melakukan simulasi, Selasa (11/2) komunitas Sibat menyiapkan gambar mural
banjir untuk titik kejadian banjir, kemudian melakukan dokumentasi dan proses evakuasi. Hasil foto dokumentasi kemudian diupload di media sosial dengan hastag serta mention dan di tag ke petabencana.id

"Dari peta tersebut, masyarakat akan tahu titik titik rawan bencana di Banyuwangi, dan ini sudah terintegrasi dengan BPBD, karena setiap ada bencana, masyarakat yang di lokasi perlu tahu apa yang harus dilakukan," kata Novian di sela simulasi tanggap bencana di samping kelurahan Tamanbaru," katanya.

3. Jadi pionir masyarakat tanggap bencana

Mengenal Sibat, Komunitas Tanggap Bencana di BanyuwangiSimulasi digelar di samping jalan raya. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Selama setahun, komunitas sibat bakal mendapat penguatan SDM hingga praktik untuk menjadi pionir tanggap bencana di masyarakat. Bila terjadi bencana gempa maupun banjir, komunitas Sibat bakal koordinasi dengan kelurahan setempat. Komunitas tersebut secara struktur di bawah naungan kelurahan.

"Terjadi bencana beneran, ada pak lurah stay di kelurahan, dia akan memimpin kondisi apapun yang dibutuhkan. Sibat membantu teman teman warga untuk menggiring ke tempat aman. Kemudian Pak lurah koneksi ke pemda, BPBD, sama dinsos. Jadi ini sifatnya masyarakat siaga bencana berbasis masyarakat," katanya.

 

Baca Juga: Di Banyuwangi, Ompong Soedharsono Pentaskan Wayang di Pinggir Hutan

4. Idealnya Sibat ada di setiap kelurahan

Mengenal Sibat, Komunitas Tanggap Bencana di BanyuwangiKomunitas Sibat terbentuk di bawah naungan kelurahan dan bimbingan PMI. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sementara itu, Tim Relawan PMI Banyuwangi, Muhammad Hardiyanto mengatakan, idealnya masing-masing desa maupun kelurahan memang harus ada Sibat-nya. Selain penguatan SDM, para anggota Sibat juga melakukan pendataan jumlah warga lanjut usia, posyandu, hingga toko bangunan.

"Kalau terjadi gempa kita sudah tahu jumlah korban dan lansia, dan yang dibantukan. Nanti di setiap kelurahan ada contoh rumah gempa, masing masing kelurahan akan dibangun dua, semua yang bangun warga dari hasil pelatihan. Program ini berlangsung selama satu tahun dari American Red Cross," katanya.

Sementara itu, warga Tamanbaru, Khoirul Anwar tertarik untuk datang dan mengetahui apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana. Anwar mengetahui bakal ada latihan simulasi bencana dari siaran masjid pagi tadi.

"Tadi pagi disiarkan lewat masjid, jadi kalau ada apa apa memang seringkali siaran lewat masjid. Tahu ada komunitas seperti ini saya jadi tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana," kata Anwar.

Baca Juga: BPBD Banyuwangi Sebut 9 Kecamatan di Banyuwangi Rawan Banjir

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya