Juragan Pisang Cavendish Asal Banyuwangi, Per Hektar Untung Rp250 Juta

Banyuwangi, IDN Times - Setelah ramai menanam jeruk, melon, semangka hingga buah naga, kali ini para petani di Kabupaten Banyuwangi mulai melirik tanaman buah pisang, khususnya jenis cavendish.
Jenis pisang yang dikenal dengan "ambon putih" tersebut saat ini mulai dibudidayakan sejumlah petani di Banyuwangi sisi selatan, seperti kecamatan Tegaldlimo, Bangorejo, Muncar, Purwoharjo dan Cluring.
1. Jenis Cavendish lebih berbobot
Sejumlah petani mulai beralih ke pisang karena perawatan yang lebih mudah, harga mahal dan jenis cavendish memiliki bobot panen lebih banyak.
"Sekali panen, satu pohon bisa menghasilkan sampai 34 kilogram. Ini lebih baik jika dibandingkan dengan daerah lain. Di Trenggalek, misalnya, hanya maksimal 30 kilogram saja per pohon," ujar Gunawan, petani sekaligus pengepul pisang cavendish asal Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Sabtu (1/5/2021).
Dalam sehari, Gunawan bisa menyetor pisang sebanyak 7 ton ke sejumlah kota seperti Surabaya, Yogjakarta, dan Jakarta. Untuk memenuhi pasokan, Gunawan telah menggandeng petani dengan total luasan 40 hektar tanaman pisang cavendish.
"Petani yang menyetor hasil panen masih sekitar 40 hektar. Sebenarnya masih kurang karena prospek pasarnya sangat besar," kata pemilik brand KK Banana tersebut.
2. Bisa untung ratusan juta
Dalam hitungannya, petani bisa mendapatkan Rp250 juta per hektare untuk sekali panen pisang cavendish. Keuntungan tersebut dinilai jauh lebih besar dibandingkan komoditas jeruk. Gunawan sendiri beralih dari petani jeruk kemudian menanam pisang cavendish sejak sembilan bulan lalu.
"Sekali panen dari satu hektar lahan bisa menghasilkan Rp 250 juta. Setahun minim panen dua kali. Lebih menjanjikan dibanding jeruk," katanya.
Gunawan mengatakan, pengembangan pisang cavendish cukup mudah. Pada tahun pertama, petani bisa panen hingga dua kali. Sedangkan pada tahun kedua, bisa panen hingga tiga kali dengan interval waktu empat bulanan.
"Setelah melihat pasar, kami beralih untuk menanam pisang cavendish. Permintaannya sangat tinggi dan harganya relatif stabil," ungkap Gunawan.
Baca Juga: Lapas Pamekasan Temukan Takjil Pisang Goreng Isi SIM Card
3. Pembibitan melalui bonggol berhasil, perlu dicontoh
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi Arief Setiawan upaya Gunawan untuk mengembangkan bibit pisang cavendish dari bonggol perlu dicontoh. Selama ini, pisang Cavendish gagal dikembangkan di dataran rendah karena pembibitannya berasal dari kultur jaringan.
"Tapi di sini, pembibitannya dilakukan lewat bonggol dan terbukti berhasil. Ini akan kami kembangkan lebih luas," kata Arief.
Baca Juga: Kemenko Perekonomian Kembangkan Pisang Cavendish di Jembrana