Dik Doank Temani Ratusan Siswa Belajar Kelola Sampah di Banyuwangi

Sampah plastik harus dikendalikan, kalau tidak bisa bahaya

Banyuwangi, IDN Times - Artis Dik Doank turut memberi materi edukasi bahaya sampah plastik yang bisa mencemari lingkungan kepada 300 siswa SD-SMP di RTH Sayu Wiwit, dalam festival kreasi daur ulang. Dik Doank mengatakan, sampah perlu dimanfaatkan kembali agar tidak terbuang mencemari lingkungan, sebab butuh waktu puluhan hingga ratusan tahun agar bisa terurai dengan alam.

1. Beri pemahaman sejak dini

Dik Doank Temani Ratusan Siswa Belajar Kelola Sampah di BanyuwangiIDN Times/Istimewa

Dik Doank juga mengedukasi dan membangkitkan kesadaran mereka untuk peduli terhadap sampah lewat permainan kreatif.

"Jadi sampah harus dikendalikan. Dengan melibatkan anak-anak maka akan tumbuh kesadaran sejak dini," ujar Dik Doank, Selasa (16/7).

Dalam festival kreasi daur ulang, para siswa berlomba mengolah sampah anorganik menjadi barang yang bermanfaat. Mulai koran bekas menjadi tas belanja, botol plastik bekas minuman menjadi vas bunga hingga sedotan bekas yang didaur ulang menjadi bunga-bunga cantik yang siap dijual dan bernilai ekonomis.  

"Ini menunjukkan kearifan lokal yang berpihak pada lingkungan. Akhirnya, yang saya temukan dari festival ini bukan hanya masalah kebersihan, tetapi ada kehangatan, damai, dan sejahtera,” kata pendiri sekolah alam Kandank Jurank Doank (KJD) ini.

Menurut Dik Doank, kampanye pengurangan sampah perlu diberikan kepada Anak-anak sejak dini. Dik kemudian tertarik dengan lokasi acara yang digelar di sebuah area Makam Taman Pahlawan (TMP). Tidak ada kesan menyeramkan, justru jadi tempat nyaman untuk nongkrong.

“Ini keren sekali. Areal TMPnya didesain tempat yang nyaman untuk warga berkumpul,” katanya.

2. Sampah di Banyuwangi per hari mencapai 1.125 ton

Dik Doank Temani Ratusan Siswa Belajar Kelola Sampah di Banyuwangiunsplash.com/John Cameron

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Husnul Chotimah mengatakan, produksi sampah rumah tangga di Banyuwangi setiap hari mencapai 1.125 ton per hari. Dari jumlah tersebut, 80 persennya berupa sampah organik.

“Sampah plastik memang tidak sampai mendominasi. Kami terus melakukan kampanye pengurangan sampah. Kami juga terus kampanye memilah sampah yang organik dan anorganik, sehingga pengolahan sampah menjadi lebih mudah. Bahkan di Muncar, bekerja sama dengan NGO Systemiq kami mengajak warga untuk bersama-sama mengurangi dan mengolah sampah berbasis pemberdayaan,” kata Khusnul.

3. Belajar kerajinan dari sampah

Dik Doank Temani Ratusan Siswa Belajar Kelola Sampah di Banyuwangiunsplash.com/Andrei Ciobanu

Salah satu peserta dari SMPN 2, Ria Oktaviana, membuat pohon dan bunga dari gelas teh plastik bekas, sedotan dan botol minuman bekas. Dia bersama temannya sepakat untuk mengolah limbah plastik yang banyak terdapat di sekitar mereka.

“Sampah botol, gelas minum, dan sedotan plastik ini banyak tercecer di sekitar kami. Jadi kami terpikir untuk memanfaatkan, karena mudah sekali didapatkan. Kami berlatih mengutak-atik, akhirnya jadi pohon yang berbuah," ujar Ria.     

4. Pegawai harus bawa tumbler

Dik Doank Temani Ratusan Siswa Belajar Kelola Sampah di BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan, festival ini digelar untuk menanamkan pemahaman sejak dini kepada Anak-anak. Pihaknya sendiri juga berupaya mengkampanyekan anti plastik.

"Pemkab telah memperintahkan kepada seluruh jajarannya tidak memproduksi sampah plastik di setiap event. Staf kami juga harus bawa tumbler untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai," ujar Anas.

Baca Juga: ASDP Akan Kembangkan Pelabuhan Banyuwangi Jadi Ikon Baru Pariwisata

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya