Sudah Mati Tiga Hari, Paus Terdampar di Surabaya Diduga Penyakitan

Paus akan diautopsi

Surabaya, IDN Times - Seekor paus terdampar ditemukan oleh warga di perairan Surabaya tepatnya di Kejawan Putih Tambak, Mulyorejo pada Sabtu (13/5/2023). Diketahui, paus tersebut sudah mati selama tiga hari. Kematian paus tersebut diduga karena penyakit. 

Divisi patologi veteriner Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), Drh Bilqisthi Ari Putra MSi mengatakan, awalnya ia mendapat informasi dari warga pada hari Minggu (14/5/2023). Namun paus sudah ditemukan mengambang pada hari Sabtu (13/5/2023). 

"Senin pagi berangkat, posisi sudah mati, kita perkiraan 3 hari untuk kematiannya," ujarnya, Senin (15/5/2023). 

Ia mengatakan, pihaknya sulit memperkirakan kapan paus tersebut menepi. Namun, saat ditemukan nelayan, paus sudah mengambang. "Hari ini evakuasi dari tengah laut, lalu ditarik ke tepi. Baru untuk persiapan penanganan esok hari, karena ombak cukup tinggi. 6-7 km dari Surabaya, di peti mangrove," ungkap dia. 

Paus tersebut kini masih dalam pemeriksaan laboratorium. Besok, hari kedua dilakukan autopsi langsung di lokasi untuk memastikan penyebabnya. 

"Pemeriksaan luar, jenis kelamin, usia, wajar atau tidak matinya. Persiapan autopsi, karena posisi awal di tengah laut jadi tidak mungkin autopsi di tengah laut sehingga harus ditunda sampai esok hari," terangnya. 

Jika melihat dari perutnya yang kembung, pembusukan kulit, perkiraan paus tersebut sudah mati selama 3 hari. Mungkin saja paus tersebut sudah terdampar di tepi belum mati, bisa saja mati sebelum terdampar. 

"Kita sulit mengetahui kalau tidak ada data dari nelayan," katanya. 

Bilqisthi menyebut, bila paus tersebut mati di laut, bisa saja kematian disebabkan karena penyakit. Bisa karena capek, trauma dan luka-luka. 

"Dari temuan hari ini kematian tidak ada tanda-tanda, kekerasan nabrak kabal, nabrak baling-baling tidak ada, dibunuh, ditombak tidak ada. Kemungkinan karena penyakit, seperti apa penyakitnya, apa saja kelainannya besok baru diketahui," terang dia. 

Untuk mengantisipasi agar perut paus tersebut tidak meletus adalah dengan melibangi perut paud agar gas di dalamnya keluar berlahan. Setelah itu paus diautopsi. 

"Hasil autopsi 14 hari. Kalau outopsi biasanya langsung diketahui dugaan-dugaannya. Untuk pasti penyakit dan lain-lainnya 14 hari," pungkas dia. 

Baca Juga: 5 Fakta Paus Kelabu, Dapat Berimigrasi Sejauh 25.000 Kilometer! 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya