Setitik Senyum Anak Korban Kekerasan di Shelter Surabaya

Mereka mendapat pendampingan agar siap kembali ke masyarakat

Surabaya, IDN Times – K (12) dan L (18) beserta 5 anak lainnya tampak malu-malu saat menyambut kedatangan IDN Times di shelter kekerasan anak Surabaya, Selasa (5/4/2022) . Meski terlihat malu, mereka mempersilakan kami duduk. Suasana pun segera cair saat kami duduk melingkar. Kedua penghuni shelter itu bahkan kemudian melemparkan canda tawa. 

K sendiri adalah anak termuda yang sudah tinggal di shelter selama 3 tahun. Ia tinggal di shelter sejak usianya baru 9 tahun, tepatnya pada 2018 lalu. Ia kini duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar.

K tak banyak bicara tapi ia terlihat senyum-senyum ketika ditanya tentang hobinya. “Aku suka baca Novel sama dengerin lagu K-Pop BTS,” ujar K sambil sesekali wajahnya ia palingkan ke anak di sebelahnya.

L yang merupakan anak paling tua di antara mereka membantu menjawab pertanyaan yang kami ajukan. “Kita biasanya di sini masak bareng-bareng, nanti cuci piring ada piketnya,” tutur L. L sendiri yang kini duduk di bangku kelas 1 SMA sudah tinggal di shelter selama 7 tahun.

1. Anak-anak penghuni shelter diajari berbagai macam keterampilan

Setitik Senyum Anak Korban Kekerasan di Shelter SurabayaSuasana di dalam shelter untuk korban kekerasan anak di Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Seperti dikatakan L, dalam keseharian mereka melakukan banyak hal. Salah satunya adalah memasak. Di momen Ramadan seperti sekarang, mereka juga menerima pesanan kue.

Anak-anak ini pun terlihat girang ketika Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian peduduk dan Keluarga Berencana (DP3A PPKB) Kota Surabaya, Tomi Ardiyanto memesan 50 paket kue kering buatan mereka.

“Yey bisa pak, Alhamudlillah seneng,” ujar salah satu diantara mereka yang jago memasak.

2. Mereka masih sering trauma

Setitik Senyum Anak Korban Kekerasan di Shelter SurabayaSuasana di dalam shelter untuk korban kekerasan anak di Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Di balik senyum ceria K dan L, keduanya menyimpan rasa trauma yang hebat. Mereka dan lima orang lain merupakan anak korban kekerasan seksual dan korban kekerasan dalam rumah tangga. Rasa trauma itu coba diobati oleh para pengelola “Kesel” atau Keluarga Shelter milik Pemkot Surabaya. 

Koordinator Shelter, Sulika mengatakan, tak jarang beberapa di antara mereka merasakan kesedihan karena rasa trauma kembali muncul.

“Iya sering sedih, tapi di sini kita ada psikolog yang datang,” ujar Sulika.

Untuk meredam rasa trauma pada anak, anak-anak diajari berbagai pelatihan mulai dari membuat kerajinan hingga memasak. Bahkan, pihaknya juga memberikan kegiatan bela diri seperti karate. 

“Sebelum pandemik kegiatannya banyak, tapi karena pandemik ini ya paling karete,” tuturnya.

Baca Juga: Viral Video Kekerasan Anak, Pelaku Ternyata Dendam Putranya Dicabuli

3. Anak-anak diharapkan siap kembali ke masyarakat setelah keluar dari shelter

Setitik Senyum Anak Korban Kekerasan di Shelter SurabayaPetugas Shelter saat menyambut IDN Times, Selasa (5/4/2022). (IDN Times/Khusnul).

Sementara itu, Ketua DP3A PPKB, Tomi Ardiyanto mengatakan, anak-anak korban kekerasan yang dititipkan di shelter adalah anak-anak yang awalnya mendapat pendampingan dari Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). Selama pendampingan, Satgas PPA juga melakukan observasi terhadap anak tersebut.

“Nah itu bisa melihat, anak itu masih trauma atau tidak, kemudian orangtuanya cuek, lingkungan tidak mendukung. Kita menyampaikan anak tersebut untuk dititipkan di shelter. Kalau keluarganya menyetujui ya langsung kita buatkan surat pernyataan,” ujarnya. 

Tomi menuturkan, mereka tinggal di shelter hingga mereka siap untuk kembali ke masyarakat. Tidak ada batasan kapan mereka harus pulang. “Jadi kalau mereka sudah siap, lalu keluarga juga sudah siap boleh pulang,” tuturnya.

Batas usia tinggal di shelter tersebut adalah usia anak. Jadi ketika mereka sudah berusia dewasa atau di atas 18 tahun, mereka diperbolehkan pulang. Seperti anak-anak pada umumnya, mereka juga bersekolah di sekolah umum. Namun, pihak shelter lah yang akan mengantar dan menjemput mereka.

Baca Juga: Kekerasan Anak Viral di FB Akhirnya Ditangani, Ayah Jadi Tersangka

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya